Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kencan di Supermarket

22 Oktober 2017   07:57 Diperbarui: 22 Oktober 2017   08:39 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: catatanluckty.blogspot.co.id

Sore ini kita bertemu di supermarket.

Kau membelikanku sebungkus permen warna-warni.

"Cantik." Kau melirik sepasang pita ungu muda di rambutku.

"Jangan beli itu." Sebungkus rokok yang kau beli membuatku sebal.

Kau tergelak. "Ini untuk lelaki dewasa. Aku ingin seperti Ayah."

"Tapi aku benci ibuku karena dia seperti ayahmu."

Troli kita dijejali peluru kata-kata.

Supermarket menjelma medan perang.

***

Tepian DanauMu, 12 Oktober 2017

Sebait Puisi di Rambutku

Semalam Rindu datang bertamu. Ia merogoh sebait puisi dari saku, lalu menyelipkannya di rambutku.

"Boleh aku datang lagi?" Rindu bertanya malu-malu, seperti remaja ingusan.

Aku meraba puisi di rambutku. "Nanti ibuku marah."

"Boleh aku memberinya sebuket puisi?"

Aku menatapnya. Sebait puisi di rambutku mekar menjadi bunga.

***

Tepian DanauMu, 11 Oktober 2017

Penyair

Kemarin aku bertanya pada kekasihku, "Boleh aku bersandar di situ?" Aku menunjuk dada kekasihku yang kurus dimakan buku.

"Aku menunggumu." Sebuah bolder tumbuh di dadanya. Kami menepi dari ombak yang mengusik waktu.

***

Tepian DanauMu, 20 Oktober 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun