“Semoga saja.” Cerita dalam genggamanku terasa mulai berat. Aku ingin cerita itu segera berpindah ke dalam sakumu. “Boleh aku menitipkan cerita ini sekarang?”
Kamu mengangguk. Aku lantas menaruh cerita ke dalam sakumu. Ketika cerita itu berpindah, kelegaan menyelusup dalam hatiku. Kata-kata pergi dari bibirku. Satu per satu tanpa permisi.
“Ah... esok hari tiba terlalu lama. Aku benar-benar tak sabar ingin segera berlayar.” Kamu tersenyum bahagia padaku lalu bercerita tentang rumah yang kamu rindukan. Aku masih mendengarkanmu sebelum kata-katamu menghilang di udara dan jejak-jejak kita lalu berpisah arah.
Ini hari yang muram untuk bercerita. Suatu hari akan ada pertemuan ke seratus empat puluh dua. Aku sudah menitipkannya di dalam sakumu. Tapi hanya ada kamu, senja-senja di pantai, keheningan dan sampan yang menghampiri tepian. Aku akan berada di tepi pantai yang lain. Mungkin sedang mengenangmu. Lewat goresan-goresan cerita tanpa harus saling bercerita.
***
Tepian DanauMu, 9 April 2017