Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Minaudiere, Sebuah Novel untuk Sahabat

12 Maret 2017   14:48 Diperbarui: 13 Maret 2017   00:00 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Sahabat Semasa SMU (Sumber Ilustrasi: dok@pri)

Setiap orang berhak bahagia dan bebas dari belenggu ketakutan masa lalu. Pemikiran inilah yang menjadi alasan mengapa saya menulis novel Minaudiere. Hal itu saya gambarkan melalui lima tokoh dalam novel ini. Kelimanya memiliki masa lalu dan “tak sengaja” bertemu dalam suatu episode kehidupan. Cinta, amarah, obsesi, kebencian dan dendam pun saling berbenturan, sehingga menimbulkan serangkaian konflik tak terduga.

Minaudiere sendiri merupakan sebuah simbol. Clutch (tas tangan) yang sering disebut-sebut sebagai sebuah karya seni berkat tampilannya yang memukau ini, melambangkan kecemerlangan hidup. Siapa saja berhak memilikinya, tidak terkecuali seorang gadis yang bernama Adia.

Sebagai seorang gadis, Adia sepatutnya bersyukur. Cantik, cerdas, dan dikagumi banyak orang merupakan “bonus” yang tidak dimiliki oleh semua orang. Setidaknya, itulah yang dipikirkan oleh Tyas, teman serumah sekaligus sahabatnya. Tak ada yang tahu, bahwa di balik semua itu, Adia memiliki masa lalu yang ingin dikuburnya dalam-dalam. Luka itu terus membayanginya lewat mimpi-mimpi buruk yang menggelisahkan.

Bermula dari paket bersampul cokelat dari seorang lelaki misterius pada hari ulang tahunnya, rentetan peristiwa mulai meneror kehidupan Adia. Satu per satu orang-orang dari masa lalunya hadir kembali. Persekongkolan dan intrik harus dihadapinya. Ia nyaris terluka untuk keduakalinya. Kebimbangan lalu menggerogoti hatinya. Namun, pada akhirnya, sebuah pilihan harus tetap diputuskan.

Cover Novel Minaudiere (Sumber Ilustrasi: Penerbit Kobarsa)
Cover Novel Minaudiere (Sumber Ilustrasi: Penerbit Kobarsa)
Perjalanan Minaudiere

Naskah novel ini sendiri selesai ditulis pada tahun 2015. Saya membutuhkan waktu selama 4 bulan untuk merampungkannya. Kemudian saya membiarkan naskah ini “tidur” di dalam laptop dan "menjenguknya" sesekali sembari mulai menulis naskah lainnya. Sepanjang tahun 2016, naskah Minaudiere sendiri telah mengalami revisi berkali-kali. Hal ini semata-mata karena saya menginginkan naskah ini benar-benar menjadi “Minaudiere” di hati pembacanya. Namun, tak ada gading yang tak retak. Ketika memasuki proses lay out hingga cetak, beberapa kata dalam naskah asli mengalami perubahan, terutama pada pemenggalan kata. Saya sungguh berharap, kekeliruan ini dapat diperbaiki pada edisi revisi nanti.

Saya dan Minaudiere (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Saya dan Minaudiere (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Minaudiere dan Para Sahabat

Sama halnya dengan buku kumcer Sebut Aku Iblis yang diterbitkan pada akhir tahun 2015 lalu, novel ini mendapat sambutan baik dari para sahabat. Hal ini merupakan kebahagiaan yang tak ternilai. Berkat novel ini, saya berkesempatan bertemu dan berbincang-bincang dengan sahabat lama semasa SMU. Minaudiere seolah menghadirkan nostalgia persahabatan kami di masa lalu.

Saya dan Sahabat Semasa SMU (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Saya dan Sahabat Semasa SMU (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Minaudiere juga hadir di antara sahabat kompasianer, khususnya kompasianer Medan (Komed). Kopdar hangat sore itu sungguh mengeratkan tali persahabatan. Perbincangan penuh makna yang terjalin kiranya akan semakin menggairahkan aktivitas komunitas ini ke depannya.

Minaudiere di Antara Kompasianer Medan (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Minaudiere di Antara Kompasianer Medan (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Para sahabat di Rumah Pena Inspirasi Sahabat (Rumpies The Club) tak ketinggalan ikut memeriahkan kehadiran novel ini. Sebagai komunitas fiksi, RTC telah menerbitkan beberapa antologi. Secara perseorangan, baik admin maupun Sahabat Rumpies juga tergolong aktif menerbitkan buku. Semoga saja hadirnya Minaudiere semakin menggugah keinginan untuk menerbitkan buku, khususnya novel.

Admin RTC dan Minaudiere (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Admin RTC dan Minaudiere (Sumber Ilustrasi: dok@pri)
Sambutan para sahabat di lingkungan pekerjaan maupun media sosial juga sangat menggembirakan. Bagi saya, dukungan para sahabat dan keluarga adalah penyemangat untuk terus belajar demi melakukan perbaikan-perbaikan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun