Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Setiap Pagi Adalah Rindu

3 Maret 2017   15:32 Diperbarui: 4 Maret 2017   06:00 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pagi adalah rindu yang bersemayam di kedalaman mataku. Seringkali terselip di lembaran-lembaran buku yang tak pernah tuntas kubaca, atau terjatuh di lantai hitam putih lantas esok tersapu.

Jika ada yang mencubit-cubit hatiku, itulah kau. Kau kerap berkunjung tanpa aba-aba dan melongok dari pintu, “Ini aku! Mampuslah kau tergila-gila.” Abrakadabra. Lalu, sepasang mawar merah mekar di pipiku.

Setiap senja adalah tunggu yang rentangnya menyiksa waktu. Kadang-kadang ingin bertengkar dengan semburat yang lamban, atau jingga yang bergegas karena ingin tergesa.

Bila aku harus marah, tentulah pada sepasang mata cokelatmu. Karena pendarnya sirna tanpa lambaian. “Selamat tinggal.” Pintu tertutup. Simsalabim. Segalanya hilang seperti kenangan tanpa bayang-bayang.

Setiap malam adalah penutup rindu. Ia masih ingin berkunjung atau pergi? Sungguh terserah padanya. Karena sebuah pintu mungkin akan kembali diketuk esok hari.

***

Tepian DanauMu, 03 Maret 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun