Jika AKU Bukan DIA
Sebelumnya :
Satu (Secangkir Cappucino), Dua (Gelas Pecah), Tiga (Tangis Kemarau), Empat (Cemin Buram), Lima (Stiletto Merah), Enam (Blue 5 Cafe), Tujuh (Rahasia Brian), Delapan (Dalam Dilema), Sembilan (Prince Agler)
Alunan musik mengalun lembut ketika seorang gadis memasuki Blue 5 Cafe malam itu. Nada-nadanya seolah menyambut kedatangan seseorang yang sedang diliputi perasaan bahagia. Gadis itu langsung menuju tempat duduk favoritnya−di depan sang barista yang sedang mengobrol santai dengan beberapa pelanggan.
“Callista? Apa kabarmu? Sudah seminggu aku tak melihatmu.” Green tersenyum lebar menyambut kehadirannya setelah selesai menyapa pelanggan lainnya.
“Baik, cuma sedikit sibuk akhir-akhir ini. Kau tahu,” Callista mencondongkan tubuhnya sedikit, “aku harus sedikit berbelanja untuk melengkapi koleksi gaunku.” Ia menegakkan tubuhnya kembali. “Dan… bagaimana kabarmu?”
“Seperti yang kau lihat. Aku masih di sini.” Green mengangkat kedua bahunya.
Mereka berdua tertawa riang satu sama lain lalu tertegun beberapa detik setelahnya.
“Hmmm… apa yang bisa kusajikan untuk pelanggan favoritku malam ini?”
“Bagaimana kalau secangkir cappuccino?”
“Ah… ya. Secangkir kopi favoritmu. Tunggu sebentar.”