Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mantap Menikah pada Usia Ideal

22 Agustus 2016   23:51 Diperbarui: 1 September 2016   13:07 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan

Pada usia di bawah 20 tahun, sel-sel reproduksi pria dan wanita belum matang karena pada proses tumbuh kembang masih terjadi. Itulah alasan mengapa pada usia tersebut wanita berisiko tinggi mengalami kondisi kesehatan buruk saat hamil dan melahirkan. Selain itu, kondisi sel telur yang belum sempurna dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan janin. 

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil, kanker mulut rahim, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan tingkat kematian ibu yang tinggi adalah beberapa risiko yang mungkin akan timbul. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia meningkat dari lima tahun sebelumnya, dari 228 orang per 100.000 persalinan menjadi 359 orang per 100.000. Program GenRe membantu penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja agar menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.

Pendidikan

Usia remaja adalah masa gemilang. Sebagai tonggak bangsa, remaja diharapkan dapat meraih ilmu yang setinggi-tingginya untuk bekal masa depan. Pada usia ini, remaja dapat diarahkan untuk merencanakan hidupnya sejak dini. Pernikahan dini akan menyebabkan remaja putus atau berhenti meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, kemungkinan putus sekolah akan lebih tinggi untuk anak-anak yang ibunya tidak memiliki pendidikan. Hal ini disebabkan karena sosok ibu adalah panutan sekaligus pengajar bagi anak-anaknya. Fenomena ini akan berdampak negatif bagi kemajuan bangsa Indonesia bila terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Kematangan Psikologis

Usia turut mempengaruhi kematangan psikologis seseorang, terutama dalam pengambilan keputusan, misalnya ketika merencanakan jumlah anak atau menyelesaikan konflik dalam rumah tangga tanpa adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kematangan psikologis selanjutnya berdampak pada rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Selanjutnya, pribadi yang matang akan mampu mengayomi, dan menjadi panutan bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Karir

Menikah seharusnya bukan menjadi akhir bagi pengembangan dan aktualisasi diri. Menyelesaikan jenjang perguruan tinggi sebelum menikah merupakan langkah awal menuju kemapanan finansial dan masa depan yang lebih baik. Nikah Ideal sambil bekerja, mengapa tidak?

Deklarasi Remaja dalam Pendewasaan Usia Perkawinan, Penanggulangan HIV-AIDS, Penyalahgunaan Narkoba dan Kesehatan Reproduksi yang ditandai dengan penandatanganan para pemuda dan pemudi di spanduk raksasa pada puncak peringatan Hari keluarga Besar Nasional Harganas 2016 lalu di Kupang kiranya menjadi tonggak sejarah bagi remaja Indonesia. Melalui Program GenRe, mari kita wujudkan generasi emas, yakni mengenyam pendidikan setinggi mungkin, memiliki pekerjaan kompetitif, menikah secara terencana, aktif dalam kehidupan masyarakat dan menjalankan pola hidup sehat sehari-hari, demi mewujudkan remaja dan generasi muda yang berdaya saing.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun