Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seribu Layang-layang

31 Juli 2016   21:46 Diperbarui: 31 Juli 2016   22:03 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Satu tak cukup melambangkan ketulusanku."

Kau berlinang bahagia, "Kalau begitu, izinkanlah aku pergi menyeberangi lautan."

"Untuk apa? Mengapa kau harus meninggalkanku?"

"Karena aku akan kembali ketika seribu layang-layang telah kau tuntaskan. Saat matahari terbenam, kita akan melepaskan layang-layang itu ke angkasa."

"Apakah... kau akan menepati janji?"

Kau mengangguk. Haru. Senja bergulir temaram. Menghamburkan bayang-bayang hitam merajai semburat jingga. Mengakhiri hari sekaligus menjadi saksi sebuah janji.

***

Siang malam aku membuat layang-layang dalam rupa-rupa ukuran. Aku mereka-reka dalam benak, mana yang paling kau inginkan. Lalu melukis teratai kuning, putih atau ungu di atasnya. Saat lelah, aku berdiri memandang matahari terbenam. Menanti siluetmu hadir di batas senja.

Layang-layang itu telah memenuhi langit-langit rumah. Kupandangi sambil tak henti mendendangkan rindu. Saat membayangkan senyummu merekah, dadaku dipenuhi geletar bahagia.

Kapankah kau akan kembali?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun