Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] Bocah-bocah Koin

6 Maret 2016   09:36 Diperbarui: 24 Maret 2016   18:03 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Ilustrasi: standarmiring.blogspot.com"][/caption]

Minggu pertama (terinspirasi puisi)

Suara ramai terdengar saat bus mulai memasuki feri yang akan menyeberang menuju pulau. Salah satu sisinya dipenuhi penumpang. Seperti sedang menyaksikan sebuah pertunjukan. Mereka bertepuk tangan riuh. Aku bergegas turun sambil menenteng kamera begitu nyala mesin dimatikan. Penasaran.

Setelah mencari-cari, kutemukan celah kosong di antara penumpang yang berdesakan. Lima orang bocah sedang mempertontonkan kebolehannya menyelam. Bertelanjang dada. Kulit mereka legam karena terbakar sengatan matahari. Mereka menanti lemparan koin dari para penonton. Seakan hidup mati mereka ditentukan koin-koin itu.

Salah satu pengunjung melemparkan koin. Bocah-bocah itu menghilang ke dasar danau, berlomba memburu koin itu. Beberapa saat kemudian, salah satu dari mereka muncul di permukaan. Melambai-lambaikan koin dalam genggamannya. Seluruh penonton bertepuk riuh pada sang juara. Terkecuali aku.

Kurogoh saku celanaku. Kutemukan dua koin. Kamera kukalungkan di leher. Koin kugenggam dengan tangan kiri dan kanan. Koin melesat ke udara, lalu jatuh ke permukaan air. Pada dua arah yang bertolak belakang. Secepat kilat bocah-bocah itu berpencar. Penonton berteriak memberi dukungan. Kubidikkan kameraku lalu menjepret momen berharga tanpa henti. Belasan, puluhan, mungkin hingga seratus kali.

Tepukan penonton bergemuruh hebat. Dua koin akhirnya muncul. Aku menurunkan kameraku dan menjauh dari keramaian. Kepiluan menyesakkan hatiku. Ini Sabtu pagi. Harusnya bocah-bocah itu sedang mengenakan seragam di sekolah.

***

Tepian DanauMu, 6 Maret 2016

 

Sumber Inspirasi:

Angin dan Air Danau Toba

Oleh: Sitor Situmorang                                              

Angin dan air danau ini
 dalam kenangan kudengarkan
 kisah-kisahnya masa kanak

bisik kesadaran
 waktu tak berkesudahan
 di detik-detik menyelam
 tenggelam
 luluh dalam pesona
 lumut melambai
 di dasarnya terdalam

***

Belanda, 1 April 2008

Karya ini diikutsertakan untuk memeriahkan HUT perdana Rumpies The Club

[caption caption="Sumber Ilustrasi: RumpiesTheClub@dok"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun