Mohon tunggu...
Fitri Kirana
Fitri Kirana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kegagalan adalah langkah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paradigma dalam Teori Sosiologi Kontemporer

4 September 2022   19:11 Diperbarui: 4 September 2022   19:17 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Nesabamedia

Paradigma -- paradigma dalam Teori Sosiologi Kontemporer

Suatu keilmuan tertentu, pasti tidak lepas dengan hal yang dinamakan paradigma. Paradigma adalah cara pandang atau suatu pemikiran dari komunitas ilmuwan terhadap sesuatu, yang pada akhirnya akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Jika kita lihat dari sejarahnya, paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Samuel Kuhn dalam bukunya yang berjudul "The Structure of Scientific Revolution". Tidak hanya Thomas, Robert Friedrichs juga turut menjadi tokoh penting dalam mempopulerkan paradigma dalam bukunya yang berjudul "Sociology of Sociology".

Menurut Thomas Samuel Kuhn, perkembangan suatu ilmu pengetahuan memiliki keterkaitan dengan dominasi paradigma keilmuan pada waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena suatu tokoh dengan tokoh lainnya memiliki cara pandang dan pemikiran yang berbeda dalam memandang sesuatu, yang pada akhirnya pemahaman mereka mengenai sesuatu pun berbeda antara satu dengan yang lainnya. Keberagaman paradigma ini sudah terjadi sejak zaman yunani kuno hingga saat ini. Namun keberagaman paradigma ini justru menjadi suatu manfaat karena dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan memperbanyak produk ilmu pengetahuan.

Di dalam sosiologi juga terdapat beberapa paradigma, yang dimana terdapat perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Menurut George Ritzer, adanya perbedaan ini disebabkan oleh 3 faktor :

1. Perbedaan pandangan filsafat

2. Konsekuensi logis dari pandangan yang berbeda

3. Metode yang digunakan

Menurut George Ritzer, terdapat 3 paradigma yang mendominasi dalam keilmuan sosiologi, yaitu :

1. Paradigma fakta sosial

Paradigma ini merupakan sumbangan dari pemikiran tokoh Sosiologi terkenal, yaitu Emile Durkheim. Durkheim berusaha mengungkapkan bahwa adanya keterkaitan antara institusi sosial atau struktur sosial dalam mempengaruhi perilaku individu atau masyarakat. Durkheim tidak setuju dengan pendapat Auguste Comte dan Herbert Spencer, baginya dunia ide bukan objek riset dalam sosiologi melainkan hanya sebagai suatu hal yang dipandang, dan Durkheim membangun konsep fakta sosial, sebagai pemisah antara objek kajian sosiologi dengan filsafat.

Fakta sosial sendiri dibagi menjadi 2 bentuk yaitu :

1. Material (bisa diamati di dunia nyata)

2. Non Material (ekspresi/fenomena yang terkandung dalam manusia itu sendiri seperti moralitas)

Adapun teori dominan yang mendukung paradigma ini yaitu :

1. Teori fungsionalisme struktural

Teori yang menjelaskan bahwa masyarakat merupakan suatu bagian yang saling memiliki fungsinya masing -- masing.

2. Teori Konflik

Teori yang menjelaskan bahwa masyarakat selalu berada dalam konflik dan pertentangan.

Metode penelitian yang digunakan pada paradigma ini interview dan kuesioner

2. Paradigma definisi sosial

  Paradigma ini menjelaskan bahwa antara institusi sosial dan struktur sosial, sama - sama saling mempengaruhi tindakan individu yang memiliki makna. Namun jika tindakan tersebut dilakukan pada benda mati, maka tindakan tersebut bukan dikategorikan sebagai tindakan sosial.

Teori yang mendukung paradigma ini yaitu :

* Teori Aksi

Teori ini berkaitan dengan interaksi sosial, dimana individu melakukan tindakan karena adanya suatu stimulus, ataupun motif dan tujuan.

* Teori Interaksi simbolik

Teori ini muncul sebagai pengembangan dari teori aksi. Berfokus pada individu yang dimana terdapat keterkaitan hubungan antara simbol dan interaksi yang terjadi.

* Teori Fenomenologi (tindakan manusia bagi masyarakat lain memiliki makna dan arti tertentu)

* Teori Etnometodologi (berusaha mengungkap realitas dunia kehidupan dari individu ataupun masyarakat berdasarkan ucapan maupun perkataan yang mereka ucapkan)

Metode penelitian yang digunakan adalah observasi/pengamatan

3. Paradigma perilaku sosial

Paradigma ini menjelaskan bahwa perilaku sosial dari individu ataupun masyarakat justru merubah struktur sosial dan institusi sosial. Paradigma ini memusatkan perhatian pada hubungan antara individu dengan lingkungannya.

Teori yang mendukung :

* Teori behavior

Menurut teori ini kaidah tentang hakikat manusia dibentuk oleh dirinya sendiri, dan terdapat hubungan historis antara tingkah laku dimasa lalu dengan tingkah laku di masa sekarang, yang akan saling mempengaruhi di antara keduanya

* Teori pertukaran

Asumsi dasar teori ini yaitu, semua kontak antara manusia bertolak dari skema memberi dan mendapatkan kembali dalam jumlah yang sama.

Metode penelitian yang digunakan dalam paradigma perilaku sosial merupakan gabungan dari ke 3 paradigma yaitu kuesioner, interview, dan observasi. Namun biasanya paradigma ini menggunakan metode eksperimen.

Ketiga paradigma yang sudah disebutkan diatas, semua memiliki nilai yang positif maupun negatif. Oleh karena itu, agar tidak menjadi suatu perdebatan maka dapat menggunakan paradigma integratif, yaitu paradigma yang bisa digunakan di antara paradigma tersebut, sehingga tidak berfokus atau tidak menganut satu paradigma saja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun