Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengenal Gladak, Rumah Tradisional Blora dari Kayu Jati

27 April 2018   09:36 Diperbarui: 27 April 2018   19:32 3789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita telah mengenal beberapa desain dan jenis rumah tradisional yang terdapat di Kabupaten  Blora. Pada artikel sebelumnya sudah kita ketahui bahwa perbedaan rumah di daerah Blora  dengan  desain rumah yang di luar Blora terletak pada jenis dinding yang digunakan. Secara umum dinding rumah yang digunakan berbahan dasar batu bata maupun batako. 

Namun dinding pada rumah tradisional di Blora menggunakan papan kayu jati. Bahkan ada pula yang menggunakan kulit pohon jati sebagai dinding rumah mereka.

Kali ini kita akan menengok keunikan  rumah di Blora dilihat dari lantai rumah. Rumah di Indonesia  pada umumnya sudah berlantai . Saat ini sudah mulai jarang kita temukan rumah berlantai tanah. Begitu juga di daerah Blora, banyak perkembangan  pada masyarakat dalam menentukan pilihan lantai. 

Masyarakat mulai memilih melapisi tanah pada rumah mereka . Meskipun bila kita lihat di desa-desa masih banyak kita temukan rumah yang berlantai tanah.

Ada beberapa alasan mengapa  mereka memilih melapisi tanah dengan lantai. Kenyamanan merupakan alasan yang paling lazim kita jumpai. Karena fungsi utama penggunaan lantai dalam ruang huni adalah sebagai alas pijakan kaki sehingga memberi kenyamanan ketika kita berjalan dan beraktivitas di atasnya. 

Selain kemudahan dalam membersihkan , mereka juga beralasan demi menjaga kesehatan. Namun terlepas dari alasan itu semua, faktor kemapanan ekonomi juga sangat menentukan seseorang menentukan jenis lantai apa yang akan dipilih.

Jenis lantai yang digunakan masyarakat Indonesia sangat beragam. Mulai dari tegel biasa, keramik, kayu, marmer bahkan saat ini banyak yang menggunakan lantai beton. 

Berbagai jenis lantai tersebut sangat cocok digunakan di Indonesia karena iklim Indonesia yang cenderung cerah dan panas sepanjang tahun, lantai tegel, keramik, kayu, marmer, dan beton menjadi pilihan karena memberikan kesejukan tersendiri dalam ruangan. Selain itu juga lebih mudah merawatnya.

Perkembangan perumahan  di Blora juga seiring dengan pekembangan di daerah lain. Namun hal ini hanya terjadi di daerah perkotaan atau di tingkat kecamatan. Bila kita tengok di pemukiman penduduk di pelosok desa, lantai tanah masih mendominasi. 

Lantai tanah memang biasa kita temukan di daerah Jawa pada tempo dulu, demikian pula di Blora. Namun ada beberapa beberapa rumah tradisional yang menggunakan lantai kayu/papan, yang disebut gladak.

Rumah Gladak adalah rumah yang menggunakan papan sebagai lantainya.Penataan papan pada rumah gladak ini juga ada dua versi. Pertama penataan  gladak dengan cara biasa dan yang kedua dengan model panggung.

Rumah gladak yang umum di masyarakat adalah gladak dengan penataan biasa. Papan kayu jati yang sudah dipasah dengan halus dirakit dengan menggunakan kayu usuk sebagai penguatnya. Cara membuatnya sama dengan membuat gebyok rumah. Setelah rakitan selesai , rakitan gebyok disatukan dengan lagur yang sudah ditata di tanah. 

Lagur adalah kayu dengan ukuran 10/12 yang berfungsi penyangga sekaligus penguat yang dikaitkan dengan gladak dengan bantuan paku. Dengan demikian kayu gladak tidak menempel langsung di tanah.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Desain kedua adalah rumah gladak panggung. Rumah gladak panggung ini  bentuk rumah yang memiliki kolong pada bagian bawahnya seperti bentuk panggung. Cara penataan sama dengan pada lantai gladak biasa. Perbedaannya pada rumah gladak panggung ini lagur diletakkan di atas tiang penyangga .

 Tiang  penyangga ini  terbuat dari batu bata atau batu kumbung/ batu kapur yang didesain seperti tiang. Biasanya tinggi tiang penyangga  maksimal satu meter.  Biasanya pemilik rumah menggunakan kolong panggung untuk memelihara ayam, bebek, menthok, maupun angsa. Hal semacam ini memang lebih efektif, namun harus lebih ekstra dalam menjaga kebersihan kolong, agar tidak menimbulkan bau tak sedap .

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Alasan mereka membuat rumah gladak panggung lebih mengacu pada manfaatnya .Daerah Blora merupakan wilayah yang didominasi hutan. Pada tempo dulu kondisi hutan masih sangat lebat, sehingga binatang buas banyak yang berkeliaran di sekitar rumah. Struktur bangunan rumah yang lebih tinggi dari keadaan sekitar akan menyulitkan binatang untuk masuk ke dalam rumah. 

Selain itu manfaat yang dapat diperoleh adalah terhindar dari musibah banjir karena beberapa daerah di Blora merupakan daerah yang rawan banjir.

Kelebihan lain dari pembangunan rumah panggung ini adalah lebih tahan terhadap gempa. Hal ini dikarenakan bahan utama pembangunan rumah merupakan kayu yang memiliki sifat elastis terhadap gempa. Rumah panggung  memberikan kesejukan yang lebih pada interior ruangan dibandingkan dengan rumah biasa.

Hal ini dikarenakan rumah panggung  akan dapat mengalirkan udara dari segala penjuru rumah melalui celah-celah yang terdapat pada kayu dan ventilasi yang ada.  Rumah panggung juga memiliki bentuk unik yang biasanya hanya ditemukan di daerah-daerah pedesaan maupun daerah yang jauh dari perkotaan. Demikian sekilas gambaran tentang rumah gladak di Blora yang memiliki keunikan bila dibandingkan dengan rumah di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun