Sudah kita ketahui, bahwa berbagai masalah Pendidikan di  Indonesia sudah banyak terjadi sampai saat ini. Entah, itu dari segi rendahnya layanan pendidikan di Indonesia, atau rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, dan rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia,atau juga rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia.Â
Berikut beberapa masalah Pendidikan di Indonesia;
1. Persaingan dan Minat
![Sumber: Koran Bogor](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/17/images-3-5fdaf38f8ede4832585ee852.jpg?t=o&v=770)
Maka dari itu lomba game lebih banyak diminati dari pada lomba-lomba pelajaran. Kenapa bisa seperti itu? Karna hadiah yang besar akan meningkatkan gengsi dan minat seseorang dalam mengikuti lomba tersebut. Ketika minat untuk ikut perlombaan itu tinggi maka akan timbul persangian yang ketat. Ketika persangiannya tinggi, maka orang-orang akan mempersiapkan dengan serius dan fokus. Nah, ini membuat level dan skill peserta perlombaan menjadi tinggi/ terasah. Atau bisa saja mereka menemukan strategi atau teknik baru yang tidak ada sebelumnya. Intinya adalah Persaingan dan Minat.Â
Gimana kalo olimpiade pelajaran juga hadiahnya besar sama seperti perihalnya lomba game? Tentu minat siswa untuk ikut lomba pelajaran akan semakin meningkat. Ketika pola pikir yang sama dan minatnya juga banyak, maka muncul juga persaingan yang ketat. Siswa akan belajar dan bersiap dengan giat dan serius. Maka Skill dan kemampuan siswa akan meningkat dan juga menemukan hal-hal baru. Seperti trik mengerjakan soal yang seharusnya di kerjakan 5 menit dia bisa mengerjakan bisa 2 menit saja.
Semakin banyak latihan dan mempersiapkan dengan serius. Semakin mampu murid mengerjakan atau menyelesaikan dengan waktu yang lebih cepat. Intinya dengan latihan atau mempersiapkan dengan serius maka akan meningkat level belajar Murid.
Logikanya adalah yaitu memperbesar Gengsi dan Minat murid. Semakin banyak murid yang mau mengikuti lomba semakin banyak juga minat yang ingin belajar. Sehingga tidak hanya dengan memperbesar hadiah ,tetapi juga meningkatkan ekspos dari media massa seperti prestasi yang di dapatkan. Terkadang sekolah maupun pihak pemerintah kurang mendukung siswa untuk mengikuti lomba baik dari segi moral ataupun materi. Sehingga ini mematahkan semangat siswa untuk mengikuti perlombaan.
![Sumber: ordinaryduke on Pinterest](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/17/images-5-5fdaf482d541df18453bc3c2.jpg?t=o&v=770)
2. Waktu Belajar Sekolah di IndonesiaÂ
Kita ambil contoh di Jepang, beda halnya dengan waktu belajar di Jepang. mereka berangkat jam 08.30 atau jam 09.30 pulangnya bisa jam 3an. berbeda dengan waktu belajar di indonesia berangkat bisa jam set 7 dan pulang nya sampai sore. Sehingga bisa dibilang waktu belajar di indonesia lebih banyak dari pada di Jepang. Sehingga ini menimbulkan 2 masalah pada murid. Seperti :
1. Murid jadi cape dengan pelajaran. Sehingga membuat dia tidak mood dalam belajar dan tidak menyerap pelajaran secara efektif. karna full belajar di sekolah. Hal yang menyenangkan saja bisa bikin cape apalagi belajar.
2. Murid jadi tidak suka dengan sekolah. Seperti jenuh, bosan dan malas buat belajar. Jadi sekolah bukan buat orang untuk mau belajar tapi malah di takuti murid untuk belajar.
Beda halnya di jepang mereka juga ada tigas dan ada waktu mengerjakannya. Dan mereka juga punya waktu untuk mengikuti eskul atau ekstra dan itu tidak mengganggu pelajaran mereka dan tidak mengganggu aktivitas yang lain. Bahkan mereka ada waktu untuk belajar sendiri.
Lebih bagusnya lagi apabila di persingkatkan lagi waktu belajar di sekolah. Tetapi kita harus bisa menanamkan kesadaran pada siswa untuk dapat menggunakan waktu yang baik dan efektif. Jadi di harapkan murid-murid jadi bisa menanamkan waktu dengan baik dan enjoy dalam belajar. Sehingga belajar bukan menjadi hal yang membebankan tetapi menjadi hal yang menyenangkan.
3. Gaji Guru di Indonesia
![MediaBanten.Com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/17/images-6-5fdaf5148ede4871bc420e12.jpg?t=o&v=770)
Rata-rata gaji guru di Jepang  dari Sd sampai SMA itu bisa 38 juta/bulan.  Sedangkan dosen bisa 80 juta/bulan. Karna perasaingannya itu ketat. Ketika gaji guru dan kesejahteraan guru itu tinggi maka akan lebih banyak orang yang minat menjadi guru. Setelah ada minat maka ada persaingan untuk menjadi guru. Dengan Persaingan ini akan membuat level guru meningkat. Seperti konsep yang pertama di bahas.
Ketika guru levelnya tinggi maka ia akan menghasilkan murid yang levelnya juga tinggi. Guru yang bagus akan menghasilkan murid yang bagus. Murid yang bagus akan menjadi SDM yang berkualitas. Sehingga bisa berkontribusi untuk kemajuan Negara.
Kunci kemajuan negara adalah pembangunan. Dan kunci pembangunan negara adalah pendidikan. Kunci pendidikan adalah guru.
Peran guru itu sangat penting bagi masa depan murid-muridnya. Jadi kesimpulannya ada korelasi antara kemajuan negara dengan kualitas guru. Sehingga di harapkan potensi guru menjadi profesi yang diminati banyak orang dan tidak di anggap rendah lagi.
Setelah di pikir-pikir Indonesia penduduknha lebih banyak dari pada Jepang .  Tapi kenapa pada saat ini Jepang lebih maju dari pada kita karna mungkin sumber daya manusia  belum memaksimalkan potensi untuk berkontrubusi dalam pembangunan.
Secara logika, Jepang saja penduduknya sedikit bisa maju. Apalagi Indonesia dengan penduduknya yang banyak. Seharusnya bisa dan pasti bisa. Kuncinya itu ada di Pendidikan.
SumberÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI