Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin. WHO Certificate of Achievement on Zoonotic disease-One Health, Antimicrobial resistance, Infodemic Management, Artificial Intelligence for Health, Health Emergency Response, etc. Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan kebijakan kesehatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Ogah Pakai Masker Saat Bergejala Mirip Flu

16 Januari 2025   17:39 Diperbarui: 16 Januari 2025   17:39 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cegah penularan penyakit dengan pakai masker saat bergejala mirip flu. (Image by Freepik)

Sorotan mengenai masker kembali berdengung seiring dengan ramainya pemberitaan kejadian virus hMPV (human metapneumovirus) di Tiongkok dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti Avian Influenza H5N1 (flu burung). Masker termasuk salah satu upaya pencegahan terhadap penularan penyakit.

Sayangnya, imbauan mengenai pemakaian masker rupanya masih dipandang sebelah mata. Di media sosial, ada saja warganet yang terkesan tidak aware dan menyebarkan misinformasi soal masker.

Beberapa cuitan, misalnya, "Ada virus hMPV, duh siap-siap masker lagi nih" atau "masker sebagai pelindung diri? Ini pernyataan paling gila yang pernah saya dengar!!" 

Ada pula yang bersikukuh, "Ngapain lah pakai masker, wong cuma flu biasa, enggak usah berlebihan" atau "engap banget pakai masker, masa kayak pandemi kemarin aja."

Imbauan pentingnya pemakaian masker di media sosial justru menghadapi tantangan tersendiri. Muncul sejumlah anggapan dari warganet yang mencuit informasi tidak benar terkait masker sehingga dapat membingungkan publik. Bahkan mungkin di antaranya, ada yang menelan mentah-mentah informasi menyesatkan.

Pernah juga ada warganet yang menceritakan, dirinya sama sekali tidak memakai masker saat pandemi COVID-19 dan merasa tetap sehat-sehat saja. Anggapan lainnya menarasikan, masker tidak mencegah virus.

Menilik komentar-komentar dan anggapan terkait penggunaan masker, patut diluruskan. Kita mencoba berpikir positif, mungkin saja penjelasan manfaat pemakaian masker terhadap pencegahan penyakit belum dimengerti secara mendalam.

Intervensi sederhana, kurangi risiko gejala

Sebuah studi yang cukup menarik dibaca berjudul, "Personal protective effect of wearing surgical face masks in public spaces on self-reported respiratory symptoms in adults: pragmatic randomised superiority trial," yang terbit di BMJ pada 24 Juli 2024.

Studi yang dilakukan di Norwegia ini meneliti keterkaitan penggunaan masker bedah dengan risiko gejala infeksi saluran pernapasan yang muncul. Peserta studi dibagi dua kelompok (kelompok yang memakai masker dan tidak memakai masker), yang diamati selama 14 hari.

Kesimpulan hasil studi, memakai masker bedah di tempat publik selama 14 hari mengurangi risiko gejala yang dilaporkan terkait infeksi saluran pernapasan (8,9%) dibandingkan dengan mereka yang tidak memakai masker bedah (12,2%).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun