Beberapa pekan terakhir, pemberitaan mengenai "Indonesia Sumbang Dana ke WHO" atau "Indonesia Komitmen Sumbang USD 30 Juta ke WHO" cukup menyorot perhatian publik. Cuitan di media sosial pun ramai lantaran warganet turut menyentil soal situasi dalam negeri yang "sedang tidak baik-baik saja."
Contohnya, pajak naik, daya beli masyarakat turun, pengangguran di mana-mana, dan stunting masih tinggi. Warganet berpendapat sebaiknya dana lebih baik digunakan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat, misalnya untuk perbaikan gizi ibu dan anak.Â
Cuitan lainnya, ada yang berkomentar kalau dana tersebut untuk merencanakan pandemi berikutnya. Isi cuitan di antaranya, "Berarti pandemi berikutnya bakal terbit," "Siap-siap plandemi baru."
Pertanyaan dasar yang menyeruak, "Kenapa Indonesia menyumbang dana ke WHO?" Menjawab pertanyaan tersebut, mari kita kilas balik soal komitmen Indonesia kepada WHO.
Sebagai gambaran, tulisan kali ini mengulas sekilas pendanaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan komitmen Indonesia kepada WHO. Komitmen tersebut berupa Indonesia menjanjikan dana kepada WHO untuk mendukung upaya penguatan kesehatan.
Terima kasih Indonesia atas US$30 juta untuk Putaran Investasi WHO
Indonesia termasuk salah satu Negara Anggota WHO yang ikut berkomitmen dalam WHO's Investment Round (Putaran Investasi WHO). Putaran Investasi adalah mekanisme baru untuk memobilisasi sumber daya yang tepat bagi pekerjaan inti WHO tahun 2025--2028.
Dalam hal ini, pendanaan WHO memeroleh dukungan dari Negara Anggota. Perlu diketahui, ketika WHO didirikan, WHO menerima hampir semua pendanaannya dari kontribusi (Assessed Contributions) yang dibayarkan oleh Negara Anggota setiap tahun.Â
Sumber tersebut telah menurun dan hanya mencakup kurang dari seperempat pendanaan WHO, dengan tiga perempat sisanya berasal dari kontribusi sukarela, sebagian besar berasal dari sejumlah kecil donor. Oleh karena itu, Putaran Investasi berupaya untuk mereformasi kontribusi sukarela dalam pendanaan WHO.
Komitmen Indonesia yang menjanjikan dana ke dalam Putaran Investasi WHO tercatat masuk pada 19 November 2024.Â
Melalui akun media sosial pada 21 November 2024, WHO mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah menjanjikan dana sebesar US$30 juta.
Terima kasih, #Indonesia ! Thank you for pledging US$30 million to WHO's Investment Round. Your remarkable support strengthens global health systems and brings us closer to health equity worldwide. #HealthForAllÂ
(Terima kasih, #Indonesia ! Terima kasih telah menjanjikan US$30 juta untuk Putaran Investasi WHO. Dukungan Anda yang luar biasa memperkuat sistem kesehatan global dan membawa kita lebih dekat ke pemerataan kesehatan di seluruh dunia. #HealthForAll )
Komitmen dana dalam Putaran Investasi WHO bukan hanya Indonesia saja, melainkan kontribusi dari Negara Anggota dan mitra lainnya. Sebut saja dari wilayah Asia Tenggara, Malaysia menjanjikan US$2 juta dan Filipina US$10 juta.Â
Kemudian, negara-negara lain yang ikut berkomitmen seperti Turkiye US$10 juta, Belanda US$20,6 juta, dan Qatar US$4 juta. Bahkan negara-negara Afrika juga ikut menjanjikan dana, seperti Botswana US$1 juta, Republik Afrika Tengah US$500 ribu, Ethiopia US$2 juta, Gambia US$50 ribu, dan Ghana US$600 ribu.
Ada pula mitra lain yang berkomitmen dalam Putaran Investasi WHO di antaranya, Bill & Melinda Gates Foundation (Regional pledge) US$42 juta, Africa Development Bank US$10 juta, Children's Investment Fund Foundation US$10 juta, dan European Investment Bank US$10 juta.
Selamatkan 40 juta jiwa untuk 4 tahun ke depan
Komentar berikutnya mungkin, "Oh, jadi WHO punya banyak duit dong. Duitnya ke mana nanti? Atau buat kepentingan WHO saja?"Â
Secara garis besar, Putaran Investasi WHO sebagai pendanaan berkelanjutan 4 tahun ke depan (2025-2028) untuk WHO mengatasi keadaan darurat, wabah yang mengancam jiwa dan membahayakan keamanan kesehatan global. Selain itu, untuk mengurangi penyakit, dan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan, terutama bagi mereka yang paling rentan.
Langkah-langkah konkret WHO, salah satunya meningkatkan jumlah vaksin yang dikirim ke negara-negara prioritas. Kita tahu masih terdapat kesenjangan dan ketimpangan vaksinasi, terutama keterbatasan akses pasokan vaksin.Â
Prioritas WHO juga membantu 84 negara mencapai target pemberantasan malaria, penularan HIV dari ibu ke anak, dan penyakit lainnya. Di Indonesia sendiri, jangka waktu mencapai target bebas malaria pada 2025 sampai 2045.Â
Target lainnya, ada program triple eliminasi (HIV, sifilis, hepatitis B dari ibu hamil kepada bayinya). Setiap negara terus berupaya menangani ketiga penyakit tersebut.
Investasi kesehatan, dari negara untuk negara
Sebagian orang mungkin hanya melihat Putaran Investasi WHO dari sisi jumlah dana atau mengomentari WHO yang butuh dana kepada Negara-negara Anggota. Hal yang menarik, ada sisi lain yang perlu kita lihat.
Pertama, investasikan kesehatan. Terdengar sederhana, tapi dapat dimaknai bahwa yang namanya urusan kesehatan itu sepanjang waktu, seumur hidup, dan dalam rentang waktu yang panjang. Dengan demikian, pendanaan yang berkelanjutan tentu akan mendukung tercapainya tindakan konkret di lapangan.
Kedua, dana dari negara untuk negara. Dana yang dikumpulkan dalam Putaran Investasi WHO akan dipergunakan kembali untuk membantu negara-negara terkait penanganan kesehatan. Misalnya, dukungan penyediaan layanan kesehatan, produksi farmasi, dan peningkatan kesiapsiagaan hadapi darurat kesehatan.
Ketiga, kolaborasi dan komitmen bersama. Bicara kesehatan, bukan sesimpel urusan pemerintah pusat dan daerah, terlebih lagi WHO saja. Kita butuh kolaborasi dan komitmen bersama untuk mencapai target penanganan kesehatan.
Kontribusi ini tidak hanya dari sisi bantuan alat kesehatan atau SDM kesehatan, melainkan juga pendanaan. Dengan komitmen pendanaan, kita ikut berkontribusi membantu dan mendukung negara-negara lain memperkuat layanan kesehatannya.
Adanya pendanaan Putaran Investasi WHO diharapkan mengatasi kesenjangan dan ketimpangan kesehatan yang masih terjadi. Semua orang berhak mendapatkan akses kesehatan yang layak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H