antimikroba atau resistensi antibiotik? Atau penggunaan dalam kalimatnya yang berbeda?"
"Yang benar penulisannya, resistensiPertanyaan tersebut cukup menghabiskan waktu saya berpikir di pagi hari. Lebih dari satu jam, saya mencari tahu, bagaimana penulisan yang tepat dari dua istilah tersebut.Â
Pencarian ini bermula saat saya membaca pemberitaan mengenai penggunaan obat antibiotik sembarangan dan kejadian resistensi banyak obat antibiotik dalam beberapa hari terakhir yang menyorot perhatian publik.
Istilah resistensi antimikroba dan resistensi antibiotik familiar digunakan. Kita tahu penulisan resistensi antimikroba dalam bahasa Indonesia ini terjemahan dari antimicrobial resistance (AMR), sedangkan resistensi antibiotik lebih sering diterjemahkan dari kata antibiotic resistance.
Berdasarkan informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistensi antimikroba adalah istilah yang lebih luas, mencakup resistensi terhadap obat untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroba lainnya seperti parasit (misalnya malaria), virus (misalnya HIV) dan jamur (misalnya Candida).
Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri menjadi resisten atau kebal terhadap antibiotik. Bakteri ini dapat menginfeksi manusia dan lebih sulit diobati ketimbang bakteri yang tidak resisten.Â
Adapun yang membuat saya merenung cukup lama dan baru ngeh terpikirkan sekarang adalah penggunaan dua istilah, resistensi antimikroba dan resistensi antibiotik ini saling bergantian.
Alhasil, bagi pembaca awam mungkin bisa 'loncat' kebingungan untuk memaknai dua istilah dalam satu artikel.Â
Contohnya, di paragraf awal dibuka dengan kalimat, "Upaya menekan laju resistensi antimikroba atau resistensi antibiotik akibat mikroba (antimicrobial resistance/AMR) masih menjadi tantangan global." Kemudian, di tengah-tengah paragraf membicarakan resistensi antibiotik, dan paragraf terakhir kembali menyentil resistensi antimikroba.
Perenungan saya terkait dua istilah di atas mungkin terdengar simpel. Namun, yang perlu diketahui, resistensi antimikroba dan resistensi antibiotik merupakan dua istilah yang berbeda makna. Kalau kita perhatikan, ulasan dalam berbagai tulisan pun lebih banyak membahas terkait antibiotik.
Mencari penulisan yang tepat...
Pada tahap proses pencarian, saya akhirnya berkonsultasi mengenai resistensi antimikroba dan resistensi antibiotik. Pertanyaan saya pun terjawab.
Hasil konsultasi yang saya peroleh, pertama-tama perlu dipahami adalah kita harus mengerti jenis mikroba dan 'anti' yang melawannya. Mikroba terdiri dari bakteri, virus, jamur, parasit. Sementara jenis anti-nya, yakni antibiotika, antivirus, antifungal, antiparasit.
Sehingga kita tahu bahwa antibiotika untuk melawan bakteri, antivirus untuk virus, antifungal untuk jamur, dan antiparasit untuk melawan parasit.Â
Kedua, cara penulisan untuk menyebut obat 'anti-nya' adalah dengan menambahkan kata 'obat' di depan jenis 'anti-nya.' Maka, kita menuliskannya menggunakan padanan kata, 'obat antibiotika, obat antivirus, obat antifungal, obat antiparasit.'
Di sisi lain, apabila kita menuliskan kata antimikroba -- obat antimikroba -- ditujukan untuk menyebut semua jenis anti yang disebabkan karena mikroba.
Kenapa menambahkan kata 'obat' untuk penyebutannya? Kita memaknai definisi kata antimikroba artinya, zat atau agen yang dapat membunuh, menghambat atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan virus.
Antibiotika adalah senyawa atau zat yang digunakan untuk menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri. Singkat kata, antibiotika dimaknai sebagai anti terhadap bakteri.
Dengan demikian, istilah obat antimikroba berarti merujuk pada klasifikasi obat untuk mengobati infeksi mikroba, termasuk bakteri, virus, jamur, dan parasit. Obat antibiotika hanya merujuk pada obat-obatan untuk melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, misalnya flu.
Jadi, penulisan yang benar pakai padanan kata yang mana?
Ini adalah pertanyaan penutup. Dalam pemberitaan biasanya menyesuaikan dengan kata kunci sesuai penelusuran Google yang paling banyak digunakan dan sedang trending.Â
Pada penelusuran Google Trends, contohnya pada kata 'antibiotik' lebih banyak digunakan dan diakses dibanding 'antibiotika.' Begitu pula padanan kata 'obat antibiotik' lebih banyak dicari daripada 'obat antibiotika.'
Bisa saja komentar-komentar bermunculan, "Ditulisnya antibiotik saja, yang paling banyak digunakan kan itu. Enggak usah pakai kata obat antibiotik, cukup antibiotik saja kan sudah pada tahu maksudnya."
"Kebanyakan rujukan dari jurnal sampai pemberitaan media lain pakainya antibiotik, jarang penggunaan antibiotika."
"Mau itu ditulisnya antibiotik atau antibiotika sebenarnya sama saja."
Tentunya, penggunaan istilah pada akhirnya tergantung kebijakan penulisan pemberitaan di redaksi atau institusi masing-masing. Ketika tulisan disunting oleh tim penyunting, kemudian diganti kembali menjadi penggunaan istilah yang familiar, hal itu berarti sudah menjadi keputusan tim.
Pada intinya, ulasan kali ini bagian dari catatan pribadi saya. Saya mulai memperbaiki penulisan sendiri dengan variasi padanan kata.Â
Yang tadinya menggunakan kata 'antibiotik' menjadi 'antibiotika', 'obat antibiotik' menjadi 'obat antibiotika', 'resistensi antibiotik' menjadi 'resistensi obat antibiotika pada bakteri', 'bakteri kebal antibiotik' menjadi 'bakteri kebal obat antibiotika' dan variasi lainnya.
Satu catatan penting lagi, ada situasi tatkala penulisan kata 'antibiotik' tidak harus diubah atau disesuaikan. Misalnya, berkaitan penulisan judul kebijakan atau regulasi, pedoman atau panduan, petunjuk teknis maupun jurnal yang sudah diterbitkan. Kalau ditulisnya 'antibiotik,' maka kita tetap menyesuaikan dengan penggunaan istilah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H