Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Lebih banyak menulis kebijakan kesehatan. Bidang peminatan yang diampu meliputi Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Risiko Tertular Mpox, Apakah LSL dan Biseksual Saja?

1 September 2024   17:11 Diperbarui: 1 September 2024   17:27 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok orang yang berisiko tertular Mpox. (Image by pch.vector on Freepik)

"Mpox itu penyakit yang menular di kalangan homoseksual dan seks bebas. Stop takut kalau Anda enggak ngelakuin itu" atau "Mpox itu penyakit LGBT (LSL/Lelaki Seks dengan Lelaki, GBMSM/Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya)."

Cuitan di atas cukup banyak beredar di media sosial sehingga terkesan dianggap hanya kelompok orang dengan orientasi seksual menyimpang yang menjadi sasaran penularan Mpox. Anggapan lainnya, jangan takut terhadap penularan Mpox bila tidak termasuk kelompok orang dengan orientasi seksual menyimpang.

Lantas, tepatkah anggapan tersebut? Sebab, bagi sejumlah orang yang membaca bisa saja 'ditelan mentah-mentah' anggapan yang berseliweran di media sosial, yang berujung pada "oh, ngapain takut sih sama Mpox."

Menyoal kelompok orang yang berisiko tertular Mpox, ada beberapa penjelasan yang perlu diluruskan. 

Pertama, mayoritas kasus pelaporan Mpox dialami laki-laki dengan orientasi seksual LSL.     

Apabila kita lihat data wabah Mpox global terkini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, mayoritas kasus yang dilaporkan adalah laki-laki. Dari semua jenis penularan yang dilaporkan, hubungan seksual adalah yang dilaporkan paling umum terjadi.

Di antara kasus-kasus dengan data perilaku seksual tersebut, diidentifikasi sebagai laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

Di Indonesia, sebagian besar kasus konfirmasi Mpox yang dilaporkan berjenis kelamin laki-laki. Mayoritas kasus ditemukan pada pasien dengan orientasi LSL dan kemungkinan cara penularannya sebagian besar melalui transmisi seksual, sebagaimana data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023.

Kedua, kontak erat dan berhubungan seks dengan gonta ganti pasangan. 

Dua kelompok ini masuk kategori rentan tertular virus Mpox. Kontak erat yang dimaksud meliputi orang yang serumah atau memiliki riwayat kontak, termasuk kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi dan tenaga kesehatan yang menangani kasus Mpox.

Dari informasi Kementerian Kesehatan dan WHO, orang yang berhubungan seks dengan banyak pasangan dan berganti--ganti berisiko tinggi tertular Mpox. Utamanya adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis.

Berdasarkan data epidemiologi yang tersedia, WHO turut menekankan, virus Mpox Clade Ib yang mewabah di Afrika telah menyebar dengan cepat di antara orang dewasa melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual.

Ketiga, anak-anak dan wanita hamil. 

Seiring penyebaran virus Mpox lebih lanjut, kelompok yang terdampak pun berubah, dengan virus juga menyerang di lingkungan rumah tangga dan lingkungan lainnya. 

Anak-anak dapat terpapar di rumah atau di lingkungan sekitar tempat tinggal melalui kontak dekat dengan orang-orang yang bergejala Mpox termasuk orangtua, pengasuh atau anggota keluarga lainnya. 

Berdasarkan informasi Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), kasus Mpox di  Republik Demokratik Kongo ikut menyasar anak-anak di bawah usia 15 tahun yang mewakili lebih dari separuh kasus.  

Sejauh ini, kasus telah dilaporkan di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda. Kasus juga meningkat di Republik Afrika Tengah dan sekitarnya. Terlebih lagi, anak-anak yang kekurangan gizi atau terkena penyakit lain rentan terhadap komplikasi akibat Mpox. 

Kemudian, wanita hamil juga berisiko terkena penyakit yang parah akibat Mpox. Wanita hamil dapat menularkan virus Mpox ke bayi yang belum lahir.

Tertular Mpox selama kehamilan dapat membahayakan janin atau bayi baru lahir dan dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, kematian bayi baru lahir atau komplikasi bagi ibu hamilnya, menurut WHO.

Keempat, Mpox adalah penyakit menular dan siapapun yang terpapar dapat terinfeksi. 

Perlu ditegaskan kembali bahwa Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan virus Mpox (MPXV). 

Mpox dapat menyebar antar manusia dengan seseorang yang menderita penyakit ini. Penularan melalui kontak langsung seperti bersalaman, berciuman, berhubungan seks dan juga droplet (percikan), misalnya ketika berbicara atau bernapas berdekatan. 

Dengan demikian, siapapun dapat tertular Mpox. Artinya, risiko tertular Mpox tidak terbatas pada LSL dan perilaku seks bebas dengan gonta ganti pasangan saja. Siapapun yang kontak erat dengan seseorang positif Mpox tentu memiliki risiko tertular. 

Belajar dari COVID-19, yang namanya virus tidak pilih-pilih, siapapun bisa terpapar. Begitu pula dengan virus Mpox yang juga tidak pilih-pilih. Sehingga kita semua harus tetap waspada dan tidak boleh lengah.

Jangan lupa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seks yang sehat (tidak gonta ganti pasangan atau seks sesama jenis), dan hindari kontak dengan orang yang menderita Mpox. Jika bergejala Mpox, segera periksa ke fasilitas kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun