Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Lebih banyak menulis kebijakan kesehatan. Bidang peminatan yang diampu meliputi Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umrah Kini Wajib Vaksin Meningitis, Seberapa Urgensinya?

16 Agustus 2024   17:53 Diperbarui: 16 Agustus 2024   17:56 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para jemaah umrah kini pemberlakukan syarat vaksin meningitis kembali diwajibkan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sudah menerbitkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/A/3717/2024 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Meningitis Bagi Jamaah Haji dan Umrah tertanggal 11 Juli 2024.

Aturan terbaru, yakni mengubah ketetapan syarat vaksinasi meningitis bagi jemaah umrah, yang sebelumnya atau pada 2022, "direkomendasikan" atau "boleh vaksin, boleh tidak", sekarang menjadi "kewajiban."

Surat edaran Kemenkes RI menindaklanjuti pembaruan regulasi dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi perihal ketentuan kesehatan pada jemaah melalui "Umrah Health Requirements and Recommendations for Travelers to Saudi Arabia for Umrah - 1445 H (2024)." 

Pada awal mencuatnya kewajiban vaksinasi meningitis cukup menghebohkan Tanah Air. Sejumlah pihak yang tidak setuju dengan aturan tersebut lantaran dianggap terlalu mendadak. Bahkan dikabarkan ada jemaah umrah yang sedang berproses melengkapi berkas terhambat karena belum divaksin meningitis.

Di jagad media sosial, dampak kewajiban vaksinasi meningitis kental terasa. Ada yang curhat sampai harus berlomba-lomba mencari vaksin meningitis. Ada pula yang berkeluh kesah sulit dapat vaksin meningitis di daerahnya.

Kendati demikian, problem yang paling banyak dipertanyakan adalah seberapa urgensinya harus wajib vaksin meningitis? Ada beberapa orang yang merasa keberatan dengan wajib vaksin atau cukup berat merogoh kocek tambahan untuk biaya vaksinasi. 

Laporan Kasus Meningokokus Invasif

Sebelum pembaruan regulasi di Arab Saudi, terdapat laporan kasus meningokokus invasif (Invasive Meningococcal Disease/IMD) berkaitan dengan perjalanan wisatawan ke negara tersebut. Penyakit meningokokus invasif adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.

Pada 17 Mei 2024, European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) mengeluarkan informasi terkait pemantauan laporan dari tiga negara (Prancis, Inggris, Amerika Serikat) mengenai kasus penyakit meningokokus invasif yang berkaitan dengan perjalanan ke Arab Saudi. 

Sebanyak 12 kasus telah dilaporkan dengan rincian Prancis (4), Inggris (3), dan Amerika Serikat (5). Pelaporan ini juga ditinjau oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS sejak April 2024.

Dari 12 kasus, laporan CDC yang diterbitkan pada 6 Juni 2024 menuliskan, 10 pasien di antaranya, melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan 2 pasien lain termasuk kontak erat dengan seorang wisatawan tanpa gejala yang bukan pasien. 

Dari sisi riwayat vaksinasi meningitis, 9 pasien tidak divaksinasi dan status vaksinasi 3 pasien lainnya tidak diketahui. Semua wisatawan mengunjungi Arab Saudi pada Maret- Mei 2024. Gejala muncul saat kembali ke negara asal pada April dan Mei 2024.

Atas dasar laporan kasus meningitis, ECDC dan CDC merekomendasikan bahwa mereka yang hendak haji dan umrah ke Arab Saudi dipastikan menerima vaksin meningokokus dalam 3-5 tahun terakhir (tergantung pada jenis vaksin yang diterima) atau setidaknya 10 hari sebelum memasuki Arab Saudi.

Sabuk Meningitis di Afrika

Meningitis meningokokus dapat menyerang siapa saja dari segala usia, namun terutama menyerang bayi, anak-anak prasekolah, dan remaja. Penyakit  yang menginfeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang ini  dapat terjadi dalam berbagai situasi mulai dari kasus sporadis, kelompok kecil hingga epidemi besar di seluruh dunia, dengan variasi musiman. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, beban terbesar meningitis meningokokus terjadi di sabuk meningitis, sebuah wilayah di Afrika Sub-Sahara, yang membentang dari Senegal di barat hingga Ethiopia di timur. 

Dalam pembaruan regulasi haji dan umrah, Otoritas Kesehatan Arab Saudi juga melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk terhadap penyakit meningitis meningokokus, khususnya menyasar negara-negara yang sering mengalami epidemi meningitis meningokokus, negara-negara yang berisiko epidemi meningitis, dan negara-negara dengan wabah Neisseria yang tidak divaksin meningitidis.

Sesuai informasi WHO International Travel and Health tahun 2015, negara-negara yang sering mengalami epidemi meningitis meningokokus dan berisiko terkena epidemi meningitis lebih banyak di Afrika dengan 26 negara.

Bakteri Neisseria meningitidis dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Penyakit meningokokus invasif mengacu pada serangkaian penyakit invasif yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis, termasuk septikemia (keracunan darah akibat bakteri), artritis (radang sendi), dan meningitis.

Vaksinasi untuk Perlindungan 

Menilik kejadian kasus meningitis di atas, tentu kita tidak ingin tertular atau menjadi penyebar bakteri penyakit tersebut. Bakteri penyebab meningitis ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan cairan pernapasan atau tenggorokan dari pembawa penyakit. 

Apalagi kalau berkontak dekat dan berkepanjangan seperti bersin atau batuk pada seseorang, bisa juga tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, perlindungan melalui vaksinasi meningitis sebelum berangkat ibadah umrah maupun haji ke Arab Saudi dinilai penting.

Bayangkan, kita di sana bertemu dengan banyak jemaah dari berbagai negara. Antisipasi perlindungan diri dan pencegahan terhadap risiko penyakit perlu dibangun, terutama bagi masyarakat yang masuk ke dalam kelompok risiko tinggi seperti mempunyai riwayat komorbid (penyakit penyerta) dan lansia.

Kita pun belum pasti, apakah tubuh siap tatkala bakteri mencoba menembus pertahanan imun. Ya, siap kalau imun kita sudah terbentuk setelah vaksinasi, lalu bagaimana nasibnya andaikan imun terhadap penyakit meningitis tidak ada? Kita bisa terinfeksi dan sakit.

Dengan demikian, kewajiban vaksin meningitis ke Arab Saudi merupakan upaya perlindungan kepada para calon jemaah umrah. Lebih baik upayakan pencegahan dengan vaksinasi meningitis supaya kita dapat tenang saat beribadah di Arab Saudi ataupun selepas kembali ke Tanah Air. 

Tubuh terlindungi, kita pun jauh dari sasaran infeksi si bakteri...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun