Dari sisi riwayat vaksinasi meningitis, 9 pasien tidak divaksinasi dan status vaksinasi 3 pasien lainnya tidak diketahui. Semua wisatawan mengunjungi Arab Saudi pada Maret- Mei 2024. Gejala muncul saat kembali ke negara asal pada April dan Mei 2024.
Atas dasar laporan kasus meningitis, ECDC dan CDC merekomendasikan bahwa mereka yang hendak haji dan umrah ke Arab Saudi dipastikan menerima vaksin meningokokus dalam 3-5 tahun terakhir (tergantung pada jenis vaksin yang diterima) atau setidaknya 10 hari sebelum memasuki Arab Saudi.
Sabuk Meningitis di Afrika
Meningitis meningokokus dapat menyerang siapa saja dari segala usia, namun terutama menyerang bayi, anak-anak prasekolah, dan remaja. Penyakit  yang menginfeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang ini  dapat terjadi dalam berbagai situasi mulai dari kasus sporadis, kelompok kecil hingga epidemi besar di seluruh dunia, dengan variasi musiman.Â
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, beban terbesar meningitis meningokokus terjadi di sabuk meningitis, sebuah wilayah di Afrika Sub-Sahara, yang membentang dari Senegal di barat hingga Ethiopia di timur.Â
Dalam pembaruan regulasi haji dan umrah, Otoritas Kesehatan Arab Saudi juga melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk terhadap penyakit meningitis meningokokus, khususnya menyasar negara-negara yang sering mengalami epidemi meningitis meningokokus, negara-negara yang berisiko epidemi meningitis, dan negara-negara dengan wabah Neisseria yang tidak divaksin meningitidis.
Sesuai informasi WHO International Travel and Health tahun 2015, negara-negara yang sering mengalami epidemi meningitis meningokokus dan berisiko terkena epidemi meningitis lebih banyak di Afrika dengan 26 negara.
Bakteri Neisseria meningitidis dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Penyakit meningokokus invasif mengacu pada serangkaian penyakit invasif yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis, termasuk septikemia (keracunan darah akibat bakteri), artritis (radang sendi), dan meningitis.
Vaksinasi untuk PerlindunganÂ
Menilik kejadian kasus meningitis di atas, tentu kita tidak ingin tertular atau menjadi penyebar bakteri penyakit tersebut. Bakteri penyebab meningitis ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan cairan pernapasan atau tenggorokan dari pembawa penyakit.Â
Apalagi kalau berkontak dekat dan berkepanjangan seperti bersin atau batuk pada seseorang, bisa juga tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, perlindungan melalui vaksinasi meningitis sebelum berangkat ibadah umrah maupun haji ke Arab Saudi dinilai penting.
Bayangkan, kita di sana bertemu dengan banyak jemaah dari berbagai negara. Antisipasi perlindungan diri dan pencegahan terhadap risiko penyakit perlu dibangun, terutama bagi masyarakat yang masuk ke dalam kelompok risiko tinggi seperti mempunyai riwayat komorbid (penyakit penyerta) dan lansia.
Kita pun belum pasti, apakah tubuh siap tatkala bakteri mencoba menembus pertahanan imun. Ya, siap kalau imun kita sudah terbentuk setelah vaksinasi, lalu bagaimana nasibnya andaikan imun terhadap penyakit meningitis tidak ada? Kita bisa terinfeksi dan sakit.