Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Spesialisasi menulis kebijakan kesehatan. Bidang peminatan yang diampu meliputi Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Starlink Elon Musk Bikin Sumringah Layanan Kesehatan di Pelosok Daerah

31 Mei 2024   11:00 Diperbarui: 31 Mei 2024   11:09 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil pencatatan posyandu data bayi dan balita (pengukuran berat dan tinggi badan) sudah by name by address. Data diinput ini tidak hanya diakses di Puskesmas, tapi stakeholder lain dalam penanganan stunting seperti dinas kesehatan, Bappenas, BKKBN dan lain-lain. 

Fasyankes di Negara Lain Gunakan Starlink

Kita harapkan manfaat Starlink dapat dirasakan lebih luas oleh Puskesmas di pelosok daerah lainnya di Indonesia. Harga penggunaan jaringan internet milik Elon Musk pun disebut-sebut relatif terjangkau.

Apalagi fasilitas layanan kesehatan di Filipina, Rwanda, Mozambik, dan Nigeria juga telah menggunakan Starlink.

Di Filipina, Starlink mulai masuk pada 2023. Dengan satelit Low Earth Orbit (LEO) Starlink, daerah-daerah terpencil yang sebelumnya tidak terjangkau oleh infrastruktur telekomunikasi yang ada kini dapat terhubung ke internet.

Di Afrika, layanan broadband Starlink turut tersedia di Kenya, Malawi, dan Zambia, serta lebih banyak negara lagi yang akan meluncurkan layanan pada tahun 2024. 

Di balik ragam pendapat tentang Starlink, kebutuhan akses internet yang merata sampai pelosok dapat membantu kemudahan digitalisasi data kesehatan. Ini memberikan dukungan kepada Indonesia untuk perlahan bergerak mengintegrasikan menjadi satu data kesehatan.

Satu data kesehatan akan terus berkembang yang mengintegrasikan data demografi, data medis, bahkan juga data genomika sehingga Indonesia memiliki sistem data kesehatan digital yang paling lengkap dan terintegrasi.

Bukan hanya dari sisi mewujudkan transformasi teknologi kesehatan yang dibesut Kemenkes RI, tapi juga selaras dengan WHO Global Strategy on Digital Health, yang disepakati pada World Health Assembly (WHA) tahun 2020.

Bahwa visi strategis WHO dalam Digital Health adalah agar digitalisasi kesehatan mendukung akses yang adil dan universal terhadap layanan kesehatan berkualitas. Tujuannya, menjadikan sistem kesehatan lebih efisien dan berkelanjutan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun