Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Lebih banyak menulis kebijakan kesehatan. Bidang peminatan yang diampu meliputi Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lebaran Tak Biasa Nan Istimewa Ala Jurnalis

27 Mei 2020   15:07 Diperbarui: 27 Mei 2020   15:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih suasana Lebaran, bagi aku sebagai jurnalis, Hari Raya Idulfitri tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19 memang tak biasa. Bila pada tahun-tahun sebelumnya, undangan buka puasa bersama narasumber, public relation/PR, humas institusi/lembaga, dan teman-teman jurnalis lain bak antrean, kali ini berganti saling sapa secara virtual. Istilah Lebaran virtual atau Lebaran online ini yang mencuat.

Mohon maaf lahir bathin Fitri dan keluarga, selamat Idul Fitri ya.

Kami sekeluarga memohon maaf lahir dan batin atas semua kesalahan dan kekhilafan...

TAQOBBALALLAAHU MINNAA WA MINKUM,

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H .

Wassalamualaikum Wr Wb .

Tepat di hari Lebaran pada 24 Mei 2020, dua pesan di atas masuk lewat chat WhatsApp aku dari beberapa narasumber, baik dokter maupun pengamat/pakar kesehatan. Sungguh terasa istimewa ucapan selamat Lebaran tersebut. Karena biasanya aku yang lebih dulu mengirimkan ucapan Lebaran kepada sejumlah narasumber.

Intensitas mengontak atau menghubungi narasumber selama kerja dari rumah (work from home) yang cukup sering mungkin salah satu pendorongnya. Perusahaan media, tempat aku bekerja menerapkan WFH sejak 16 Maret 2020. Selama WFH tersebut, aku dan teman-teman redaksi diimbau harus tetap aktif menghubungi narasumber.

Situasi Covid-19 yang terus berkembang, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), perkembangan jumlah kasus, dan seputar tenaga medis yang menangani Covid-19 tetap membutuhkan konfirmasi dan pandangan dari para pakar kesehatan. Aku pun harus menghubungi narasumber demi memeroleh penjelasan terhadap kasus yang terjadi. Memperkaya tulisan pemberitaan.

Interaksi dan Relasi yang Baik

Interaksi yang cukup sering menghubungi narasumber saat WFH ini boleh dibilang cara menjalin relasi yang baik. Sering pula beberapa dokter yang biasa aku wawancarai mengirimkan rilis, video, dan agenda diskusi virtual. Aku pun menyambut baik dan senang.

"Terima kasih Dok atas share rilis/videonya. Siap dibaca/didengarkan," balasku.

Rasa terima kasihku pun kerap dibalas, "Sama-sama Fitri. Semoga bisa bermanfaat buat edukasi ke publik" atau "Terima kasih kembali. Semoga penjelasan saya tadi mampu menjawab pertanyaan yang kamu ajukan."

Sederhana dan simpel kalimat di atas, tapi bermakna buatku. Menandakan interaksi yang hidup dengan narasumber. Dalam dunia jurnalis, menjalin relasi yang baik dengan narasumber sangat penting. Kemudahan menghubungi narasumber mendukung kinerja menulis berita.

Salah satu yang istimewa juga mendapat ucapan selamat Lebaran dari narasumber yang sedang bertugas di luar negeri. Terkadang aku bertanya bagaimana situasi Covid-19 di negeri sana. Bagaimana suasana puasa Ramadan dan Lebaran di negeri orang. Dari mereka, aku memeroleh cerita menarik dan unik untuk ditulis. Cerita yang lebih humanis.

Cerita-cerita dari narasumber di luar negeri ini juga berhasil menyentuh hati. Salah satu contoh narasumber aku yang sedang bertugas di New Delhi, India. Tinggal sendiri di Tanah Rantau, beliau pun salat Id dan takbir sendirian. Beliau tak bisa pulang ke Jakarta seperti Idulfitri tahun-tahun sebelumnya, terlebih lagi India sedang lockdown Covid-19 tahap keempat atau lockdown 4.0.

Meski begitu, beliau dijamu oleh stafnya. Diundang makan masakan Lebaran khas India. Dari hal itu, kita bisa belajar, meski sendirian merayakan Lebaran di negeri orang, akan ada sesuatu yang istimewa. Tetap tersenyum karena siapa tahu, ajakan makan atau pengiriman makanan bisa dialami.

Keakraban dengan PR/Humas

Selain menjalin relasi baik selama Covid-19 dengan narasumber, interaksi dari para PR dan humas instansi/lembaga juga makin baik. Ucapan selamat Hari Raya Idulfitri juga dikirimkan kepadaku.

Cukup banyak PR dan humas yang lebih dulu mengirimkan ucapan selamat Lebaran dibanding tahun lalu. Ini mungkin terhubung dari interaksi chat dan agenda undangan virtual, baik diskusi daring maupun video conference. Sejumlah agenda undangan virtual seringkali harus konfirmasi terlebih dahulu kepada PIC-nya.

Hal ini demi mendapatkan akses tautan ke diskusi daring. Sebut saja menggunakan Zoom dan Webinar. Ada juga akses daring terlebih dahulu mengisi tautan pendaftaran diskusi daring.

Pada kolom pendaftaran daring, kita harus mengisi nomor kontak dan email. Praktis, kontak kita pun terdata dan terekam. Lewat hal itu, PR dan humas menghubungi dengan mudah. Agenda undangan liputan virtual pun dikirim lewat chat WhatsApp dan email.

Interaksi dengan PR dan humas menjadi akrab. Salah satu yang membahagiakan juga kiriman bingkisan Lebaran dari PR dan humas. Kita sering menyebutnya dengan hampers.

Kiriman bingkisan Lebaran terasa istimewa karena diantar langsung ke rumah. Ada kesan lebih personal dan intim. Kalau tahun-tahun sebelumnya, kiriman bingkisan biasanya diantar ke kantor.

Tak lupa, aku mengucapkan terima kasih kepada PR dan humas yang bersangkutan, setelah kiriman bingkisan Lebaran tiba di rumah. Balasan seperti, "Sama-sama Mbak Fitri. Semoga bingkisannya bermanfaat untuk keluarga. Selamat Lebaran" atau "Alhamdulillah, bingkisannya sudah sampai. Semoga tetap sehat sekeluarga. Selamat Lebaran."

Lebaran saat Covid-19 dan PSBB yang tetap terasa nikmat. Meski di Rumah Aja, lewat virtual dalam situasi sekarang, kita terhubung baik dengan orang lain. Semoga Covid-19 lekas berlalu. Salam sehat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun