Misal, saat naik kereta tengah padat-padatnya, ada seorang ibu berucap, “Awas, ketinggalan pantatnya!”
Kalimat penegasan yang serius, tapi karena si ibu berbicara dengan logat batak, yang terjadi disambut tawa dari penumpang lain.
Lain pula, komentar yang terdengar dari seorang anak muda. Ketika kereta sudah tidak muat lagi dan penumpang terus-menerus bergeser ke dalam, anak muda itu berucap, “Waduh, Bu. Ini udah enggak muat lagi, udah ‘mentok’.”
Tak ayal, tawa keras membahana dari penumpang di sekitarnya. Bagi penumpang yang terlambat tertawa bahkan bingung, mungkin akan berpikir apa maksud dari ‘mentok’.
Tawa candaan seperti ini sekiranya sukses melepaskan kepenatan dan kepanasan di dalam kereta. Penghiburan yang menjadikan hati dan jiwa Anda tenang. Hal tersebut ditujukan agar Anda menikmati setiap momen di dalam commuter line.
Jiwa yang tenang akan membuat Anda lebih mudah mengontrol emosi secara baik. Anda akan terbiasa saat berdesak-desakkan ria, kereta miring ke kanan-kiri-samping. Komentar spontanitas buruk pun bisa ditekan.
Depok, 5 Desember 2015
Ilustrasi: Commuter Line