Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Certify on Zoonotic Disease-One Health by WHO | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan kebijakan kesehatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkaca dari Dahsyatnya 津波Tsunami Negeri Bunga Krisan

13 Maret 2011   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:50 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="575" caption="Pusat gempa dan tsunami Jepang di timur laut Tokyo"][/caption] Langit cerah berawan Seakan langit, alam dan bumi baik-baik saja Terlelap akan segala aktivitas Tak menyangka dan tak mengira hari ini akan terjadi sebuah peristiwa mahadahsyat Alam yang tak selalu mengungkapkan apa kata' hatinya' Membuat kita bertanya-tanya akan kejelasan dan kebenaran yang akan terjadi Prediksi, ketepatan alam terkadang tak terduga, meleset pun wajar bagi kita manusia Ketika alam 'berbicara' tak seorang manusia pun mampu menghadapinya Gempa dan Tsunami Jepang hari Jumat, 11 Maret 2011 pukul 12.46 WIB

Jepang yang merupakan negeri para dewa kini sedang berduka dilanda gempa dan tsunami. Kekuatan gempa sebesar 8,9 SR dengan pusat gempa 373 km di timur laut Tokyo meluluhlantakkan negeri para dewa. Sesaat gempa terjadi menerjanglah tsunami setinggi 4 meter hingga 10 meter. Kota-kota terdekat dari pusat gempa seperti Sendai, Miyagi, Iwate rusak parah. Tsunami yang begitu cepat terjadi ibarat sebuah gelombang ombak buas menerjang apa saja di sekitarnya, meliuk-liuk begitu dahsyat mengejar, menyapu serta memporak-porandakan sebuah negara Asia Timur yang maju. Ketika negara maju dalam bidang teknologi tak mampu menghentikan tsunami.....Itulah 'alam' yang selalu menyembunyikan kekuatan maha dahsyat di dalamnya. Geografi Jepang yang dilalui garis ke-gempa-an seperti halnya Indonesia membuat mentalitas masyarakat Jepang kuat. Antisipasi peringatan gempa dan tsunami oleh pemerintah hingga rakyat Jepang diakui sudah tepat guna. Teknologi canggih prediksi gempa tsunami selalu berbunyi tiap menit, tiap detik bahkan tiap jam. Setiap individu Jepang sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Tidak kah kalian tahu bahwa  setiap rumah orang Jepang menyiapkan sebuah tas darurat untuk antisipasi bencana sehingga ketika sebuah peringatan bencana berdering maka dengan sigap mereka langsung keluar menyelamatkan diri. Bagaimana dengan Indonesia? Persiapan tas darurat sepertinya tidak ada. Setiap menit dan detik gempa-gempa kecil selalu terjadi di Jepang, bagi orang Jepang ini merupakan hal wajar karena setiap nafas kehidupan orang Jepang tak lepas dari negeri mereka yang memang secara geografis dilalui garis gempa juga banyaknya gunung berapi aktif sepanjang Hokkaido hingga Kyushu.

Gempa yang terjadi tiap waktu mewujudkan sikap terbentuknya mentalitas orang Jepang yang tidak panik. Ketika gempa terjadi setiap orang Jepang dengan tenang sigap siaga saling mengingatkan antar sesama untuk tenang istilahnya 'だいじょうぶだ’ yang artinya 'tidak apa-apa'. Singkat ringkas dan betapa kuat hati orang Jepang terbentuk dipengaruhi keadaan geografis negerinya.

[caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="tsunami jepang 2011"]

tsunami jepang 2011
tsunami jepang 2011
[/caption] Bertolak dari Jepang bagaimana mentalitas masyarakat Indonesia? Panik, teramat panik hingga tak tahu apa yang harus dilakukan, menyelamatkan diri sendiri juga teriak-teriak meminta tolong. Begitu berbeda dengan mentalitas orang Jepang yang  dilanda bencana tapi mereka tetap kuat, tabah, sabar saling memberikan semangat antar sesama. Padahal gempa dan tsunami ini adalah 'yang terbesar sepanjang sejarah negeri Jepang' ungkap Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan.
Sesungguhnya gempa di Jepang yang menimbulkan tsunami berbeda dengan Indonesia. Karakteristik gempa Jepang vertikal sedangkan gempa di Indonesia horizontal. Di perusahaan-perusahaan Jepang maupun apartemen-apartemen yang tinggi orang Jepang jiaklau berada di lantai atas dan terjadi gempa maka langsung menuju ke atas atap meski ada juga yang turun ke lantai bawah dan keluar. Konstruksi bangunan yang di desain semacam per sehingga saat gempa terjadi dapat diatasi keruntuhan bangunan.

Jikalau dibandingkan dengan Indonesia, apakah bangunan di Indonesia tahan gempa? Tidak bahkan hal ini belum dipikirkan. Tak ayal meski gempa berkekuatan kecil terjadi bangunan kita mudah runtuh. Begitu banyak apartemen-apartemen di kota-kota besar seperti Jakarta dibangun dengan begitu tinggi, apakah fondasi bangunannya kuat dan tahan gempa?

Teknologi maju juga  kesadaran tiap individu Jepang dapat kita jadikan sebuah renungan dan perubahan bagi seluruh warga negara Indonesia mengatasi berbagai bencana alam terutama gempa bumi dan tsunami. Seraya merenung setiap bencana yang terjadi memang tak dapat dielakkan oleh manusia, kita sebagai manusia berdoa dan berusaha menghadapi 'suara alam' yang setiap waktu datang menyambut negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun