[caption id="attachment_329949" align="aligncenter" width="640" caption="Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan sambutan singkat dalam acara Drama Musikal "][/caption]
Di sini senang/di sana senang/di mana-mana hatiku senang
Di sini senang/di sana senang/di mana-mana hatiku senang
La..La..La… Lalalala… Lalalala...
Lagu anak berjudul “Di Sini Senang Di Sana Senang” berdendang dengan gembira di dalam kelas. Para siswa berseragam putih-biru membentuk barisan rapi. Mereka bergandengan tangan, kedua tangan silih-berganti menunjuk ‘di sini dan di sana’, tubuh menari ke kiri dan ke kanan diiringi kaki terayun ke depan.
Keriangan bernyanyi disebabkan Pak Roni, pelatih basket telah mengumumkan lima orang siswa menjadi tim basket sekolah. Kelima siswa, yakni Laksmi, Bertha, Maya, Crystina, dan Chita. Bu Nanda, guru kelas—diperankan oleh Cornelia Agatha—dengan centilnya merayu Pak Roni agar diizinkan ikut melihat latihan basket.
Pembukaan berkesan pada menit-menit awal Drama Musikal “Aku Anak Indonesia” di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (18/06/14). Drama musikal ini merupakan salah satu program Pagelaran Seni Anak Jakarta (PSAJ) yang digelar Yayasan Putera Bahagia Jaya didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli.
Berdasarkan berita acara, Drama Musikal “Aku Anak Indonesia” dipentaskan oleh alumnus terpilih angkatan kedua tahun 2013 dari SMPN 18 Jakarta, SMPN 28 Jakarta, dan SMP Muhammadiyah 16 Jakarta. Cornelia Agatha turut berpartisipasi sebagai bintang tamu/penyanyi.
Kesuksesan pentas tak lepas dari tangan dingin Tjut Nyak Deviana Daudsjah selaku Art Director serta alunan musik orkestra nan memesona dari Institute Music Daya Indonesia. Drama musikal ini diangkat berdasarkan lagu anak-anak ciptaan AT Mahmud dan Ibu Sud.
Apik
Tata panggung begitu apik terbagi menjadi dua sisi. Di sebelah kiri, sebuah kelas lengkap dengan kursi, lemari, dan lambang negara burung Garuda. Di pojok kiri belakang bendera merah putih berdiri manis. Di bawah Garuda terpajang peta dunia. Tanaman menghiasi depan kelas, papan besar bertuliskan “SMP Tunas Bangsa”.
[caption id="attachment_329955" align="aligncenter" width="640" caption="Berkisah tentang Tim Basket SMP Tunas Bangsa (Arsip Pribadi)"]
Di sebelah kanan, latar berupa kamar tidur lengkap dengan tempat tidur, danmeja belajar kecil. Sebagai pembatas kedua sisi, lapangan mini dengan ring basket melengkapi kesempurnaan pentas. Pohon kelapa menjadi penghias latar.
Pencahayaan teratur baik dengan segala warna-warni. Sisi yang sedang dipergunakan, tersorot terang, sedangkan dua lainnya digelapkan. Di depan panggung, berhadapan dengan bangku penonton, orkestra Institute Music Daya Indonesia beraksi dengan alat musik masing-masing.
[caption id="attachment_329957" align="aligncenter" width="640" caption="Orkestra Institute Music Daya Indonesia (Arsip Tanti Neng Amelia, BRID)"]
Belajar toleransi
Sinopsis cerita tentang upaya Tim Basket SMP Tunas Bangsa menemukan jadwal latihan yang cocok. Konflik memanas saat pembicaraan waktu latihan yang terbentur dengan kegiatan ibadah masing-masing anggota tim.
Adegan ribut terjadi di kelas tatkala anggota Tim Basket berkumpul membahas jadwal latihan. Pemilihan hari Minggu, ada yang harus ke gereja. Hari Sabtu, ada yang pergi misa bersama keluarga. Hari Kamis, ada yang pergi ke vihara untuk mendoakan leluhur. Hari Jumat ada pengajian.
Mereka bingung menentukan hari untuk seluruh anggota tim bisa berlatih bersama. Tidak ada latihan tambahan pun seakan tidak adil. Tercetuslah, harus ada yang mau berkorban. Berkorban dari kegiatan ibadah demi basket dianggap sangat tidak pantas.
Sorot lampu beralih latar ke kamar tidur. Kelima anggota Tim Basket merenung. Mereka mempertanyakan arti berkorban. Ada pula yang sedih sebab tim basket tidak bisa menjadi kebanggaan sekolah. Curahan hati mereka ditemani sang bulan sabit. Mengalunlah lagu “Bulan Sabit”.
Bulan sabit di awan/laksana perahu emas/berlampu bintang/berlaut langit/jauh di angkasa luas/Betapa senang hatiku rasanya/menjadi nakhoda di sana
Keesokan harinya, mereka dimarahi Pak Roni sebab tidak bisa saling toleransi dan menghormati untuk menemukan jadwal latihan. Akhirnya, saran bijak dari Pak Roni dan Bu Nanda mengatasi persoalan tersebut. Pak Roni mengingatkan yang paling penting adalah kerja sama tim.
Bu Nanda bersepakat dengan Pak Roni. Setiap anggota tim harus saling berbagi dan berempati. Pencerahan menerpa kelima anggota tim basket. Mereka saling bermaafan. Jadwal latihan berhasil disepakati. Latihan dilakukan hari Sabtu sebelum salah satu anggota tim melaksanakan misa.
Lalu hari Minggu setelah ada yang pulang beribadah dari gereja. Jadwal 4x seminggu ditetapkan, yaitu Senin, Selasa, Sabtu, dan Minggu. Latihan lainnya dilakukan setelah pulang sekolah. Ekpresi senang menghampiri. Mereka berterima kasih pada Pak Roni dan Bu Nanda. Kostum basket berwarna merah mengiringi penampilan bernyanyi “Lagu Gembira”.
Bernyanyi kita bernyanyi/karena bergirang hati/Bersorak (Hore!)/bertepuk (Prok… Prok…)/berarak-arak/Bersorak (Hore!)/bertepuk (Prok… Prok…)/berarak-arak
Bersiul kita bersiul/Tandanya kita berkumpul/Bersorak (Hore!)/bertepuk (Prok… Prok…)/berarak-arak/Bersorak (Hore!)/bertepuk (Prok… Prok…)/berarak-arak
Jiwa semangat
Nilai toleransi yang utama disajikan, tidak menenggelamkan nilai-nilai moral lainnya. Jiwa-jiwa semangat berlatih basket tecermin tegas. Maya, satu-satunya anggota tim yang berjilbab amat jago basket. Ia mendorong anggota tim lainnya semangat berlatih.
Memakai seragam olahraga, mereka berlatih basket. Ada yang mendribble juga lempar-tangkap bola basket. Lagu buat Maya, sang jagoan basket bergema.
Lihat anak bermain basket/Dialah, kawanku, Maya/Tiap hari Maya berlatih/melempar tangkap dan lari/Lemparannya hebat sekali/larinya seperti kelinci/banyak anak mengenal Maya/Maya jago basket
Tentunya, mereka harus harus inisiatif. Harapan tinggi menjadi tim basket terkuat di Indonesia. Semangat latihan bukan demi sekolah saja, melainkan nusa dan bangsa. Kelima anggota tim basket mempunyai satu tujuan agar jadi lebih kuat. Lagu “Anak Kuat” menjadi pendorong hebat.
Badan aku amat gaya/tidak kan lembek atau lemah/sebagai laskar yang jaya/tumbuh aku membela bangsa/Hati aku tahan sangat/segala sukar kuderita/sebagai laskar yang kuat/hati aku membela bangsa/Kita ini anak tegap/teguh menahan susah payah/sebagai laskar yang lengkap/kita membela Indonesia
[caption id="attachment_329958" align="aligncenter" width="640" caption="Latihan basket (Arsip Pribadi)"]
Latihan atas perintah Pak Roni dijalankan. Maya yang jago basket bertindak sebagai kapten. Lagu “Aku Seorang Kapiten” mengalir.
Aku seorang Kapiten/mempunyai pedang panjang/kalau berjalan (Prokk... Prokk... Prokk…)/Aku seorang Kapiten
Di antara jeda pengulangan lagu “Aku Seorang Kapiten”, bola basket di tangan Maya direbut oleh salah seorang temannya. Dalam tim tidak ada yang kapten, semuanya prajurit. Begitu kata teman Maya.
Demi tanah air
Pesan yang tersampaikan lewat penampilan menawan dari anak-anak SMP ditutup dengan sesi yang epik. Sorot lampu berwarna merah menghiasi panggung. Seluruh pemeran dengan seragam sekolah dan baju basket berjejer rapi di panggung. Bendera merah putih terbentang sebagai latar.
[caption id="attachment_329959" align="aligncenter" width="640" caption="Cornelia Agatha beserta seluruh pemeran anak-anak menyanyikan lagu "]
Perjuangan demi tanah air, nusa dan bangsa harus ada dalam diri. Lagu wajib nasional “Tanah Airku” dinyanyikan bergelora oleh Cornelia Agatha bersama anak-anak. Menariknya, Drama Musikal “Aku Anak Indonesia” dihadiri oleh Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama—yang akrab disapa Ahok.
[caption id="attachment_329962" align="aligncenter" width="640" caption="Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di bangku penonton (kanan) (Arsip Tanti Neng Amelia, BRID)"]
Dalam sambutan singkat di penghujung acara, Ahok mengapresiasi pertunjukan tersebut dan melepas 1700 anak dan 170 orang guru pembimbing dari keluarga pra-sejahtera untuk mengikut program pengembangan diri “Life Skills” yang diadakan setiap tahun oleh PemProv DKI Jakarta melalui Yayasan Putera Bahagia Jaya di Cimacan, Jawa Barat.
“Terima kasih kepada Yayasan Putera Bahagia. Yayasan yang dipimpin oleh Ibu Tatiek Fauzi Bowo… Kalau bicara jujur anak-anak dari keluarga yang kurang beruntung tidak pernah berpikir ada kesempatan latihan seperti ini. Anak-anak SD-SMP punya kepribadian juga...”
[caption id="attachment_329960" align="aligncenter" width="640" caption="Penonton dipadati anak-anak sekolah (Arsip Pribadi)"]
[caption id="attachment_329961" align="aligncenter" width="640" caption="Para undangan yang hadir (Arsip Pribadi)"]
Sebuah drama musikal anak-anak yang sarat pesan moral sekaligus pengingat akan lagu anak-anak ciptaan AT Mahmud dan Ibu Sud. Melalui drama musikal ini diharapkan lagu anak-anak tetap diperdengarkan. Kesadaran orang dewasa, terutama orangtua berperan penting dalam memperdengarkan lagu anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H