Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Lebih banyak menulis kebijakan kesehatan. Bidang peminatan yang diampu meliputi Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Ketika AC Commuter Line Jebol

22 Juni 2014   18:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:49 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_330291" align="aligncenter" width="512" caption="Jebolnya AC di gerbong kereta ketujuh (Arsip Pribadi)"][/caption]

Jangan duduk di situ, Pak! Tidak bisa dipakai (tempat duduknya). Air—buangan AC—menetes. Basah.”

Sebuah sambutan yang tak terduga tatkala naik commuter line tujuan Jakarta Kota dengan keberangkatan dari Stasiun Depok sekitar pukul 08.45 WIB (21/06/14). Penumpang memberitahukan seorang bapak berpakaian kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam, tas punggung hitam yang terlihat berat dibawanya.

Ia naik dari Stasiun Depok Baru. Menunggu commuter line datang cukup membuat orang tidak sabar. Begitu pula yang dialami bapak tersebut. Tanpa tedeng aling-aling, saat pintu commuter line terbuka, ia langsung mencari tempat duduk kosong. Barisan tempat duduk kosong tepat di hadapannya.

Hal yang tidak beres bergelayut dipikiran sebab tempat duduk dilipat ke atas. Berbeda dari tempat duduk lain dalam satu gerbong kereta yang sudah dipenuhi para penumpang lain. Rupanya sang Bapak tidak menyadari keganjilan. Tangannya langsung menurunkan tempat duduk.

Seiring dengan pergerakan tangan sang Bapak, penumpang yang duduk di sekitarnya pun berseru seperti yang terucap di atas, tempat duduk tidak bisa dipakai. Barulah sang Bapak sadar, usai menurunkan tempat duduk, seketika pandangannya terhenti lalu melangkah ke gerbong kereta lain.


Tempat duduk commuter line berwarna hijau cerah dengan pola bergaris-garis kuning di tengahnya basah. Meskipun tempat duduk telah dilipat ke atas, tetap saja semakin basah. Tetesan air jatuh tepat dari lubang AC di atasnya. Terjadi kerusakan pada sistem AC sehingga air buangan AC bocor yang berakibat tetesannya keluar kemudian membasahi tempat duduk penumpang.

Tempat untuk menaruh barang-barang tepat di atas tempat duduk penumpang pun besi-besinya basah. Cipratan air yang menetes membasahi lantai commuter line. Air buangan AC menetas deras seperti dilanda kebocoran hebat, jebol yang memerlukan penanganan secepatnya.

[caption id="attachment_330299" align="aligncenter" width="512" caption="Keluarnya air buangan AC (Arsip Pribadi)"]

14034101441747840288
14034101441747840288
[/caption]

[caption id="attachment_330301" align="aligncenter" width="512" caption="Tempat menaruh barang basah oleh air (Arsip Pribadi)"]

14034102271081071600
14034102271081071600
[/caption]

“Magnet” mata

Kejadian air buangan AC yang bocor menjadi “magnet” mata bagi penumpang. Pandangan mata mereka tak lepas dari melihat air yang menetes deras. Setiap kali penumpang lain ada yang naik, mata tertuju pada kebocoran tersebut. Pun begitu dengan penumpang yang berjalan dari gerbong kereta lain dalam satu rangkaian kereta demi menuju ke gerbong kereta depan untuk turun paling depan.

[caption id="attachment_330284" align="aligncenter" width="518" caption="Penumpang berjalan menghindari lantai yang basah (Arsip Pribadi)"]

14034090381154385397
14034090381154385397
[/caption]

Ekspresi wajah mereka kebingungan sekaligus melongo sambil memperhatikan tempat duduk yang basah, beralih ke celah-celah lubang AC yang airnya menetes. Langkah kaki menghindari sisi lantai yang basah. Ada juga penumpang yang kurang hati-hati.

Seorang ibu menggandeng tangan anak lelakinya yang masih kecil. Mungkin tidak melihat bahwa lantai tersebut basah, ia tetap melangkah dengan terburu-buru hendak turun. Si anak yang mengenakan sepatu pun berseru.


Bu, licin!!!” serunya sambil terseret-seret berjalan. Saking buru-buru mengejar waktu, sang ibu dirasa kurang mempedulikan apa yang tengah terjadi.

Ada pula seorang penumpang dari salah satu tasiun televisi swasta ternama yang turut mengabadikan pemandangan tak nyaman itu. Kamera dari ponsel miliknya menjadi alat sederhana untuk mengambil dokumentasi berupa foto-foto di area lubang AC. Air terus-menerus menetes.

[caption id="attachment_330287" align="aligncenter" width="512" caption="Seorang penumpang dari salah satu stasiun televisi ternama tengah mendokumentasikan lubang AC yang bocor dengan kamera ponsel miliknya (Arsip Pribadi)"]

140340932045048816
140340932045048816
[/caption]

[caption id="attachment_330289" align="aligncenter" width="480" caption="Seorang penumpang dari salah satu stasiun televisi sibuk mendokumentasikan lubang AC yang bocor dengan kamera ponsel miliknya (Arsip Pribadi)"]

14034095231341171845
14034095231341171845
[/caption]

Cipratan air

Gerbong kereta ketujuh, tempat kebocoran air buangan AC. Penumpang yang naik dalam gerbong kereta ketujuh merapat ke sisi sebelahnya yang tidak basah. Ketidaknyamanan hadir melingkupi penumpang, terutama seorang bapak yang duduk lesehan di lantai commuter line dekat tempat duduk yang terkena tetasan air buangan AC.

[caption id="attachment_330279" align="aligncenter" width="576" caption=" Petugas kebersihan di dalam commuter line sedang mengepel lantai yang basah akibat air buangan AC yang jebol dan bocor. Commuter line tujuan Jakarta Kota (21/06/14) keberangkatan sekitar pukul 08.00 WIB dari Stasiun Depok (Arsip Pribadi)"]

1403408717194379917
1403408717194379917
[/caption]

Awalnya, sang bapak bersandar di sisi tempat duduk, berhadapan dengan pintu commuter line. Sang bapak begitu nyaman dengan posisinya sambil membaca koran dengan seksama. Namun, posisi duduknya mulai tidak nyaman seiring tetesan air yang merangsek keluar mengucur deras.

[caption id="attachment_330292" align="aligncenter" width="512" caption="Seorang bapak yang bersandar. Akibat terkena cipratan air, ia pun menggeser posisi duduknya (Arsip Pribadi)"]

14034097341500147552
14034097341500147552
[/caption]

Cipratan air mengenai sang bapak. Ia terpaksa menggeser duduknya—dengan tetap lesehan. Koran yang dipegang ikut diselamatkan dari cipratan air. Cukup mengganggu. Tetesan air yang jatuh ke tempat duduk dan membasahi lantai, cipratannya ke mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun