Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin. WHO Certificate of Achievement on Zoonotic disease-One Health, Antimicrobial resistance, Infodemic Management, Artificial Intelligence for Health, Health Emergency Response, etc. Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan kebijakan kesehatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjejak Rumput Sintetis di Alun-Alun Paris van Java

9 Januari 2015   18:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:29 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersentuhan dengan rumput sintetis memang lebih nyaman tak memakai alas kaki. Sensasi bersentuhan dengan rumput sintetis terasa berbeda dengan rumput alami. Tekstur rumput seperti kaki menapak karpet.

Selain itu, melepas alas kaki turut menjaga agar rumput sintetis tidak terlampau kotor dan rusak. Ragu-ragu meninggalkan alas kaki dan takut hilang oleh tangan-tangan jahil. Banyak pengunjung yang membawa alas kaki dan ditaruh dekat mereka duduk.

[caption id="attachment_363775" align="aligncenter" width="640" caption="Para pengunjung membawa alas kaki, ditaruh dekat mereka duduk (Arsip Pribadi)"]

14207762941298658588
14207762941298658588
[/caption]

Sampah berserakan

Anda mungkin bosan berbicara tentang sampah. Namun, rasa gatal dan sebal pasti membara tatkala pengunjung lain masih kurang peduli dan cuek meninggalkan sampah di area rumput sintetis. Tisu dan bungkus bekas makanan tergeletak begitu saja.


Di sepanjang pinggiran alun-alun dengan jarak yang telah disesuaikan, tong-tong sampah berkepala kodok terlihat lucu. Tong sampah berwarna hijau dan putih yang saling berpasangan—organik dan non organik—berupaya memikat para pengunjung  untuk membuang sampah.

Meskipun tong-tong sampah sudah tersedia, ada saja sampah yang berserakan di bawah tong sampah. Beberapa tong sampah memang penuh. Namun, tong sampah lain masih banyak yang bisa menampung sampah.

[caption id="attachment_363776" align="aligncenter" width="640" caption="Tong sampah berkepala kodok amat penuh dengan sampah, dibawahnya sampah tercecer (Arsip Pribadi)"]

1420776385259342069
1420776385259342069
[/caption]

[caption id="attachment_363777" align="aligncenter" width="640" caption="Dari jauh terlihat tong sampah belum sepenuhnya padat akan sampah (Arsip Pribadi)"]

142077646978879639
142077646978879639
[/caption]

Perlu kesadaran pengunjung untuk membuang rasa malas dan mencari tong sampah lain. Demi kebersihan dan kenyamanan bersama. Sesuai deru semangat yang tertera di tong sampah, Bandung Kita, Tanggung Jawab Kita.


Kata Kita mengacu publik secara keseluruhan bukan hanya tertuju pada masyarakat Bandung saja. Kebersihan alun-alun tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah setempat. Partisipasi pengunjung amat diharapkan demi keberlangsungan rumput sintetis.

Menjelang sore, kami angkat kaki dengan sejuta kepuasan di hati. Awan putih semakin berarak di atas kepala seakan memanjakan kepala pengunjung sejenak dari sengatan matahari yang masih menemani.

[caption id="attachment_363780" align="aligncenter" width="640" caption="Taman nan apik (Arsip Pribadi)"]

14207767691268086243
14207767691268086243
[/caption]

[caption id="attachment_363781" align="aligncenter" width="640" caption="Bersih dari sampah (Arsip Pribadi)"]

14207768391623070340
14207768391623070340
[/caption]

Bertamu di Alun-Alun Bandung, menyapa langsung rumput sintetis pada 1 Januari 2015 sungguh hadiah berharga…

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun