Bersentuhan dengan rumput sintetis memang lebih nyaman tak memakai alas kaki. Sensasi bersentuhan dengan rumput sintetis terasa berbeda dengan rumput alami. Tekstur rumput seperti kaki menapak karpet.
Selain itu, melepas alas kaki turut menjaga agar rumput sintetis tidak terlampau kotor dan rusak. Ragu-ragu meninggalkan alas kaki dan takut hilang oleh tangan-tangan jahil. Banyak pengunjung yang membawa alas kaki dan ditaruh dekat mereka duduk.
[caption id="attachment_363775" align="aligncenter" width="640" caption="Para pengunjung membawa alas kaki, ditaruh dekat mereka duduk (Arsip Pribadi)"]
Sampah berserakan
Anda mungkin bosan berbicara tentang sampah. Namun, rasa gatal dan sebal pasti membara tatkala pengunjung lain masih kurang peduli dan cuek meninggalkan sampah di area rumput sintetis. Tisu dan bungkus bekas makanan tergeletak begitu saja.
Di sepanjang pinggiran alun-alun dengan jarak yang telah disesuaikan, tong-tong sampah berkepala kodok terlihat lucu. Tong sampah berwarna hijau dan putih yang saling berpasangan—organik dan non organik—berupaya memikat para pengunjung  untuk membuang sampah.
Meskipun tong-tong sampah sudah tersedia, ada saja sampah yang berserakan di bawah tong sampah. Beberapa tong sampah memang penuh. Namun, tong sampah lain masih banyak yang bisa menampung sampah.
[caption id="attachment_363776" align="aligncenter" width="640" caption="Tong sampah berkepala kodok amat penuh dengan sampah, dibawahnya sampah tercecer (Arsip Pribadi)"]
[caption id="attachment_363777" align="aligncenter" width="640" caption="Dari jauh terlihat tong sampah belum sepenuhnya padat akan sampah (Arsip Pribadi)"]
Perlu kesadaran pengunjung untuk membuang rasa malas dan mencari tong sampah lain. Demi kebersihan dan kenyamanan bersama. Sesuai deru semangat yang tertera di tong sampah, Bandung Kita, Tanggung Jawab Kita.
Kata Kita mengacu publik secara keseluruhan bukan hanya tertuju pada masyarakat Bandung saja. Kebersihan alun-alun tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah setempat. Partisipasi pengunjung amat diharapkan demi keberlangsungan rumput sintetis.
Menjelang sore, kami angkat kaki dengan sejuta kepuasan di hati. Awan putih semakin berarak di atas kepala seakan memanjakan kepala pengunjung sejenak dari sengatan matahari yang masih menemani.
[caption id="attachment_363780" align="aligncenter" width="640" caption="Taman nan apik (Arsip Pribadi)"]
[caption id="attachment_363781" align="aligncenter" width="640" caption="Bersih dari sampah (Arsip Pribadi)"]
Bertamu di Alun-Alun Bandung, menyapa langsung rumput sintetis pada 1 Januari 2015 sungguh hadiah berharga…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI