Bel pulang sekolah pun berbunyi, seluruh siswa-siswi mulai berhamburan keluar kelas.
Aku mulai merapikan alat tulis yang ada di meja dan mulai memasukkannya ke dalam tas.Â
" Pipo, tungguin gue pulang dong gue mau ngerjain remedial dulu nih" Vio memanggilku dan memintaku untuk menunggu dia remedial akan tetapi kali ini aku benar-benar ingin pulang segera agar dapat beristirahat dengan cepat. Namun, lagi dan lagi aku tidak bisa mengatakan 'tidak' karena merasa tidak enak dan sekarang di kelas ini sudah tidak ada murid lain selain aku dan Vio. Jika aku jadi Vio mungkin akan merasa tidak nyaman juga jika di kelas seorang diri, maka aku katakan
"Baiklah Vio akan aku temani kamu dan menunggu sampai kamu selesai"
"AAH okee, tunggu ya"
Vio pun pergi ke ruang guru untuk meminta soal yang harus ia kerjakan sedangkan aku memilih untuk bermain game di handphone. Vio datang dengan membawa soal di tangan kanannya dan setibanya di kelas, ia langsung mengerjakan soal-soal dengan sangat serius.
"Pip, udahan ni" ucap Vio
"Oke Vio, oiya Vio aku mau tanya sama kamu, tadi pas aku sapa kamu kok-"Â
"sorry, lagi badmood" ucap Vio memotong pembicaraanku dan kami pergi menuju gerbang bersama. Ia dijemput oleh ibunya dan aku menunggu angkutan umum.Â
Saat sedang menunggu aku merenung tentang kejadian hari ini dan kejadian yang sudah lalu dan terutama tentang Vio yang mengabaikanku tadi.
Aku selalu mencoba memahami itu. Oke, mungkin Vio butuh waktu. Oke, mungkin Vio sedang ada masalah. oke, mungkin Vio....