pengertian K3 Secara UmumApa yang sebenarnya dimaksud dengan K3? K3, yang merupakan singkatan dari Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja, merujuk pada bidang yang berfokus pada perlindungan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan individu yang bekerja baik di lingkungan institusi maupun lokasi proyek. Secara lebih spesifik, pengertian K3 dapat dibedakan menjadi dua perspektif:
1. Pendekatan Ilmiah: K3 dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang diterapkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Pendekatan Filosofis: K3 dipahami sebagai usaha untuk melindungi keselamatan jasmani dan rohani tenaga kerja, serta masyarakat secara umum, dengan tujuan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.
K3 adalah aspek esensial yang wajib diterapkan oleh semua perusahaan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, pasal 87.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja suatu kegiatan.
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan di semua tempat kerja.
Perusahaan dapat melindungi pekerja dan fasilitas produksi dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Perusahaan dapat menekan biaya tinggi dan premi asuransi
Perusahaan dapat mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
Dengan menerapkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja baik bagi pekerja maupun keluarganya, maka perusahaan dapat menjaga citra positif bagi pekerja, masyarakat, dan bangsa.
Perusahaan dapat melakukan diversifikasi Penghargaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Perusahaan dapat tetap menjalankan bisnisnya dan melindungi harga sahamnya dari dampak kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Perusahaan dapat melakukan diversifikasi melalui praktik kesehatan dan keselamatan kerja
Munculnya peluang bisnis terkait dengan pelaksanaan pekerjaan perlindungan keselamatan dan kesehatan yang memungkinkan Anda memperoleh kontrak kerja yang sesuai.
Berdasarkan penelitian dari Keio University, sebanyak 41,3% dari 8.475 karyawan menyebut WFH dapat memperburuk kondisi mental. Ingin tahu apa saja penyebab, jenis-jenis, dan cara mengatasi permasalahan psikologis selama bekerja?Â
Penyebab terjadinnya gangguan psikologis pada pekerja
Atasan yang Penuntut
Dalam dunia pekerjaan, banyak sekali jenis atasan yang bisa ditemui. Sebenarnya, para atasan akan bersikap baik jika kinerja Anda sempurna sebagai karyawan. Berkat perspektif ini, maka sangat besar kemungkinan Anda mendapat atasan yang banyak menuntut.
Cara menuntut dapat dilakukan dengan cara halus maupun kasar, disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Terlalu mendapat banyak tuntutan ternyata dapat menekan mental seorang karyawan.
Pertengkaran dengan Rekan Kerja
Dalam setiap kelompok atau organisasi, pasti ada saja pertengkaran yang terjadi. Pertengkaran dapat disebabkan karena berbagai hal, mulai dari perbedaan pendapat, sakit hati, hingga masalah yang lebih pribadi.
Beban Kerja
Selain atasan yang penuntut dan konflik antar rekan kerja, kondisi psikologis karyawan juga dapat terganggu karena beban kerja yang berat. Setiap karyawan sebaiknya hanya diberikan kerjaan secukupnya saja dan disesuaikan dengan kemampuan individu.
Deadline Kerja yang Ketat
Beberapa karyawan mungkin masih bisa menghadapi beban kerja yang tinggi. Tapi, semua orang pasti akan sulit mengatasi permasalahan deadline kerja yang sangat ketat.
Coba bayangkan saja jika Anda diminta untuk menyelesaikan setumpuk dokumen dalam waktu satu hari. Pasti Anda akan sangat stres dan malah bingung harus mulai mengerjakan dari mana.
Karir mentok
Penyebab stres di tempat kerja selanjutnya adalah perkembangan karir yang stagnan atau mentok. Semua orang pasti ingin terus berkembang dan maju dalam berbagai hal, termasuk masalah jenjang karir. Mengalami perhentian peningkatan karir dapat membuat Anda merasa stres berat.
Itulah beberapa penyebab terjadinya gangguan psikologis pada pekerja.
Apa pentingnya K3 dalam psikologis pekerja?
Di samping itu, persepsi individu mengenai risiko dan bahaya di tempat kerja memainkan peran penting dalam perilaku terkait K3. Mereka yang memahami potensi bahaya cenderung lebih berhati-hati dan mematuhi prosedur keselamatan yang ada. Dengan demikian, perusahaan dapat membangun budaya K3 yang positif dengan menekankan pentingnya kesadaran, keterlibatan, dan tanggung jawab semua pihak terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI