Mohon tunggu...
Fitrie Dewi
Fitrie Dewi Mohon Tunggu... -

Saya bekerja sebagai marketing di salah satu Bank BUMN di Kabupaten Blora.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Asyiknya Bahasa Indonesia seperti Makan Gado-Gado

7 September 2012   14:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti bangun dari tidur panjang, saya telah menyadari bahwa saya sudah jauh melangkah meninggalkan Bahasa Indonesia yang sesungguhnya. Saya katakan, " Bukan hanya saya yang terlelap tapi kita semua bangsa Indonesia terlelap dalam mimpi".

Saya masih ingat sekali ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), bagaimana  Bapak dan Ibu Guru mengajarkan Bahasa Indonesia dengan detail. Mereka sangat luar biasa dalam membimbing karena tidak hanya mengajarkan tata urutan berbahasa tetapi juga mengajarkan kesantunan dalam berbahasa.Ketegasan mereka terhadap anak didiknya agar anak-anak bisa Berbahasa Indonesia dengan baik , benar, dan santun.

Anak-anak didik itulah yang kemudian memiliki mimpi besar dan itulah Kita sebagai Bangsa Indonesia. Kita terus berlari mengikuti perkembangan jaman dan tanpa sadar kita hanyut dalam arus perubahan. Keragaman suku dan bahasa daerah bangsa kita bisa bersatu karena ada Bahasa Indonesia sebagai salah satu penyebabnya. Arus perubahan tidak hanya datang dari bangsa kita tetapi juga dari bangsa asing. Pergaulan di dunia barat semakin menggoda karena dikemas dalam bahasa yang lebih santai untuk diucapkan, gaya hidup yang lebih bebas, dan lebih modern.Sedangkan pergaulan kita cenderung mengikuti norma-norma sosial atau adat istiadat dari masing-masing daerah asal.

Kita hidup dalam lingkungan yang beragam dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Pengaruh bangsa asing pun akan mudah masuk dan terekam dalam  memori kita. Bahasa Indonesia merupakan contoh nyata yang mulai mengalami perubahan, mulai dari gaya bahasa sampai tata bahasanya pun berubah. Ada yang mengatakan kalau bahasa dicampur aduk semakin gaya, gaul, menarik, dan mudah diingat kalau bisa membuat kamus bahasa sendiri. Padahal berbahasa Indonesia itu seperti makan gado-gado.

Kenapa saya sebut Gado-Gado? .. Karena Gado-Gado itu terdiri dari kentang, telur, tahu, tempe ,beberapa sayur seperti buncis, wortel, kecambah, kemudian diberi bumbu sambal kacang dan kerupuk warna warni. Isinya saja sudah beraneka ragam seperti suku bangsa kita apalagi bumbunya dan pelengkapnya  menambah keberagaman. Jika kita menambah isi lagi dengan makanan asing misalnya keju, masih bisakah kita sebut gado-gado? Meskipun  bisa mengurangi atau menambah  atau mencampurnya dengan bahan makanan lain itu hanya akan membuat rasa dan pemikiran berbeda untuk memberi nama makanan tersebut.

Sama halnya Bahasa Indonesia jika  ditambah atau dikurangi atau pun dicampur aduk dengan bahasa asing  bisa membuat kita memiliki pemikiran dan pemahaman berbeda. Bahasa Indonesia yang dicampur aduk dengan bahasa asing dianggap menarik dan trend, bahkan bahasa yang dikurangi atau disingkat semakin gaul. Namun masih bisakah kita menyebutnya sebagai bahasa Indonesia?

Bahasa Indonesia itu memiliki nilai tertinggi di negara kita karena bisa menyatukan aneka ragam bahasa dan bangsa. Selain itu nilai kesantunan dalam Bahasa Indonesia juga menunjukkan kita bangsa yang bermartabat tanpa meninggalkan norma-norma dalam pergaulan. Begitu luar biasa seolah Bahasa Indonesia dan kita sudah menyatu dalam darah...tidak bisa lepas bahkan dilupakan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun