Manusia melewati berbagai fase kehidupan, hal ini dapat dikelompokkan berdasarkan generasi tahun kelahirannya. Generasi Z atau biasa dikenal dengan sebutan GEN Z menjadi sorotan sebagai generasi problematik. Mengapa demikian? karena permasalahan yang sering dialami mengenai mental health, FOMO, krisis identitas, status sosial, dsb. Hal inilah yang menjadikan generasi ini cemas memikirkan masa depan.
Berbicara mengenai Generasi Z, tentunya sudah tidak asing, generasi yang dimulai dari tahun kelahiran 1997-2012 ini sering dibanding-bandingkan dengan generasi sebelumnnya. Â Menghadapi berbagai tuntutan dan menelan stigma sebagai generasi problematik, apakah kalian generasi z setuju dengan statement ini? tentunya artikel ini akan membahas mengenai permasalahan GEN Z dan keresahan dalam menghadapi masa depan, mari simak pembahasan di bawah ini!
Mengapa GEN Z disebut generasi problematik?
Dalam data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 mendominasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa, atau 27,94% populasi. Generasi ini masih berada dalam usia muda hingga remaja awal. Dominasi ini memberikan harapan akan potensi kemajuan dan perubahan mewujudkan Indonesia emas 2045. GEN Z tumbuh di era modernisasi teknologi, perkembangan teknologi memberikan dampak positif, namun di sisi lain memberikan dampak negatif yang cukup signifikan bagi kesehatan mental.
Berikut beberapa alasan mengapa GEN Z disebut generasi problematik:
1. FOMO (Fear of Missing Out)
Ketakutan mengenai ketinggalan sebuah informasi terbaru atau masa kini seperti, Ketika melihat teman-teman sedang gossip merasa diri harus ikut serta agar tidak merasa tertinggal.
2. Mental Health
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association Generasi Z paling sering melaporkan mengenai kesehatan mental yang buruk. Generasi ini mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap kehidupan pribadi mereka, sehingga jika tidak berjalan sesuai keinginan akan memicu timbulnya stress. Beberapa faktor lain seperti media sosial & tekanan sosial yang menyebabkan gangguan terhadap kesehatan mental.
3. Karakteristik Gen Z
- Dikenal dengan generasi mental tempe, contohnya; Ketika GEN Z bekerja di suatu perusahan lalu ditegur mengenai kinerja, langsung baper, tidak masuk kerja beberapa hari, mengajukan surat resign. Lalu Ketika ada masalah sedikit pergi healing, Karakteristik tersebut akhirnya muncul stigma generasi mental tempe dikalangan Masyarakat.
- Dikenal dengan generasi paling boros, Menurut Psikolog Klinis Tara de Thouars generasi ini menjadi generasi paling boros karena ke ekspose dengan hal-hal yang sedang trending di sosial media seperti, makanan, tempat nongkrong, fashion dll.
4. Krisis Identitas
- Takut tertinggal akan pencapaian
- Sulit membuat keputusan ketika dihadapkan dengan beberapa pilihan
- Selalu ingin mengikuti standarisasi orang lain
- Membandingkan diri terhadap pencapaian orang lain
- Keresahan dalam Menghadapi masa depan
Berbagai tuntutan di era modernisasi, tuntutan untuk mewujudkan Indonesia emas 2045, hal ini menjadi ke khawatiran GEN Z dalam menghadapi masa depan. Â
Keresahan GEN Z Menghadapi Masa Depan
Quarter Life Crisis merupakan fase dimana seseorang merasakan kecemasan terhadap masa depannya, inilah fase yang sering dirasakan oleh genarasi z karena mereka mulai memikirkan mengenai permasalahan hidup. Proses transisi dari remaja menuju dewasa membuat generasi ini terkejut terhadap masalah yang dihadapi.
Berikut keresahan yang dihadapi GEN Z di masa depan, apakah kalian termasuk?
1. Selalu merasa tidak puas dengan pencapaian yang sudah di raih
2. Bimbang dan kehilangan arah tujuan dalam hidup
3. Stress karena beban finansial dan tanggung jawab semakin bertambah
4. Sering merasa hampa dan kosong dalam menjalani hidup
5. Merasa terbebani dengan ekspetasi orang tua dan membandingkan diri terhadap kehidupan orang lain
Dalam pembahasan di atas menjelaskan mengapa generasi z dikenal dengan generasi problematik dan apa yang menjadi keresahan dalam menghadapi masa depan, perlu di ingat kembali tidak semua GEN Z mempunyai permasalahan dan karakteristik tersebut, pentingnya untuk melakukan self development untuk menghindari dan meminimalisir  hal-hal tersebut terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H