Mohon tunggu...
Fitri Barokah
Fitri Barokah Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Saya seorang guru yang alhamdulillah sekarang diberi kesempatan untuk bergabung dengan salah satu rumah Qur'an di Bandung. Saya pendapatkan posisi sebagai asisten menejer trining, dan tugas utamanya ada dibidang training juga pembuatan kurikulum tahfidz. Saya senang belajar hal-hal baru yang belum pernah saya coba dan relevan dengan bidang keilmuan saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dilema Hati yang Sepi

28 Agustus 2024   19:18 Diperbarui: 30 Agustus 2024   19:41 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku pernah begitu kesal,
Tenggelam dalam lelah yang tak terelakkan,
Berfikir untuk berhenti,
Menghentikan langkah, meninggalkanmu di belakang.

Aku merasa bodoh,
Peduli pada hati yang samar,
Pada perasaan yang tak jelas arah,
Seperti berjalan di tengah kabut tanpa cahaya.

Tapi saat aku mencoba berhenti,
Menjauh dari bayangmu yang selalu ada,
Kesepian datang merengkuh,
Ada yang hilang, sesuatu yang tak tergantikan.

Mungkin aku tak sekuat itu,
Atau mungkin,
Kehadiranmu telah menjadi bagian dari diriku,
Yang tak bisa kugantikan dengan apapun.

Aku di sini, di persimpangan hati,
Berjuang antara logika dan rasa,
Mencoba mencari jalan yang tak membuatku terjatuh,
Namun selalu kembali pada dirimu,
Karena meski pahit, aku masih merindukanmu.

IFT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun