Aku pernah begitu kesal,
Tenggelam dalam lelah yang tak terelakkan,
Berfikir untuk berhenti,
Menghentikan langkah, meninggalkanmu di belakang.
Aku merasa bodoh,
Peduli pada hati yang samar,
Pada perasaan yang tak jelas arah,
Seperti berjalan di tengah kabut tanpa cahaya.
Tapi saat aku mencoba berhenti,
Menjauh dari bayangmu yang selalu ada,
Kesepian datang merengkuh,
Ada yang hilang, sesuatu yang tak tergantikan.
Mungkin aku tak sekuat itu,
Atau mungkin,
Kehadiranmu telah menjadi bagian dari diriku,
Yang tak bisa kugantikan dengan apapun.
Aku di sini, di persimpangan hati,
Berjuang antara logika dan rasa,
Mencoba mencari jalan yang tak membuatku terjatuh,
Namun selalu kembali pada dirimu,
Karena meski pahit, aku masih merindukanmu.
IFT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H