Mohon tunggu...
Fitria Zahra
Fitria Zahra Mohon Tunggu... Penulis - âš•

helloツ I love reading books, watching movies and listening to musics, nice to meet you ʚ♡ɞ ✩°。 ⋆⸜ 🎧✮

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Bulan

1 Desember 2020   19:22 Diperbarui: 1 Desember 2020   21:08 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun begitu, Karina cuek dan tidak peduli. Sifat Karina itu membuat James semakin kesal dan ulahnya menjadi-jadi. Hingga pada suatu ketika, James dihadangkan ujian penting untuk besok. Karena tidak mengerti apa-apa, James meluapkan emosinya dengan berteriak keras dan membuang barang-barangnya ke lantai.

Karina tidak tahan dengan suara James yang berisik. Saat ia tiba, Karina terdiam. Ia iba melihat James yang tidak pernah belajar berusaha susah payah mengerjakan soal di depan kertasnya. 

Pada akhirnya Karina menawarkan James bantuannya. Memang awalnya James keras kepala, namun siapa sangka dengan kecerdikan Karina, James luluh dan ia pun meminta Karina mengajarinya. Memang awalnya hubungan James dan Karina tidak baik, namun lama-kelamaan mereka bisa mengerti satu sama lain dan semakin akrab. 

Di hari ulang tahun Karina, James memberikan kejutan kepada Karina dengan memberikannya sebuah boneka teddy yang gagal diambil Karina saat bermain ke arcade kota. Kemudian mereka jalan-jalan ke pesisir pantai untuk bersantai sambil melihat pemandangan. Karina melihat jam tangannya, dan jam menunjukkan angka satu.

"James, maaf, tapi aku harus segera pergi", kata Karina, raut wajahnya tidak tenang. 

"Hei, kenapa memangnya? Cobalah untuk bersantai dan tidak memikirkan pekerjaan-pekerjaan sampinganmu itu. Tenang, ayah kita akan menalangi biaya hidupmu sepenuhnya. Mari kita bersenang-senang, Karina!", jawab James yang membuat Karina kecewa karena sebetulnya Karina ingin menjenguk dan menemani ibunya. 

"Hhh, tidak bisa, James. Aku benar-benar harus pergi", kata Karina kembali.

"Ayolah Karina, hari ini hari bahagia-mu. Ah! kita makan-makan dulu yuk di kedai itu. Katanya itu kedai yang enak", sahut James sambil menarik Karina menuju kedai. 

Beberapa jam berlalu dan saat mereka sedang duduk-duduk di batu dekat pantai dengan diam, tiba-tiba saja ponsel Karina berbunyi. Itu telepon dari rumah sakit. 

Ternyata kondisi Ibu Karina semakin kritis. Ibu Karina yang awalnya membaik, malah drop dan sekarang dalam keadaan koma. Karina sangat terkejut dan hampir menangis. James yang mendengar kabar itu juga terkejut, untung saja James sigap, tidak bertanya banyak dan langsung mengantarkan Karina ke rumah sakit Ibunya. 

James baru tau Ibu Karina dirawat di rumah sakit. Aku masih belum mengenal Karina dengan baik, pikir James dalam hati. Beberapa jam ke depan Karina menemani Ibunya. James ikut menemani Karina dengan menunggu di luar kamar pasien. Karina sesekali menangis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun