Malang - Dalam kondisi new normal ini, mahasiswa Universitas Negeri Malang tetap semangat jalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Memang unik, karena KKN kali dijalankan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 untuk mencegah penularan virus. Namun yang tak kalah menarik adalah tema KKN kali ini yakni "Branding Desa".
Berbicara soal "branding", Desa Sukorejo merupakan desa yang dianugrahi banyak sekali potensi wisata. Salah satu potensi yang paling terlihat adalah sumber air yang sangat melimpah.
Oleh karena itu, mahasiswa pihak desa sangat ingin menonjolkan potensi ini dengan membuat beberapa wisata yang berbau air. Mengingat banyaknya kesenangan yang dapat diperoleh dari sumber air, mahasiswa KKN UM mem-branding Desa Sukorejo dengan nama "Arsa Sewu".
Arsa diambil dari bahasa sansekerta yang berarti kebahagiaan dan Sewu diambil dari bahasa jawa yang berarti seribu atau banyak. Dengan demikian, Arsa Sewu berarti seribu kebahagiaan.
Salah satu bentuk wisata yang ingin dibangun oleh pihak Desa Sukorejo adalah wisata rafting dan tubing. Ide ini timbul karena adanya sungai Brantas yang mengalir disepanjang pinggir Desa Sukorejo.
Sebagai langkah awal perencanaan, tentunya perlu dilakukan survey lokasi terlebih dahulu. Oleh karena itu setelah malakukan koordinasi, mahasiswa KKN UM bersama pihak desa melakukan kegiatan survey sungai untuk merancang jalur rafting dan tubing.
Setelah melakukan survey dengan menyusuri pinggir sungai sepanjang 2 km, perencanaan desain wisata rafting dan tubing Arsa Sewu dapat dikerjakan.
Berdasarkan hasil survey dan koordinasi dengan pihak desa, mahasiswa KKN UM mendesain wisata rafting dan tubing Arsa Sewu yang nantinya akan memiliki 4 pos dengan total panjang keseluruhan kurang lebih mencapai 2 km. Pos pertama akan menjadi tempat persewaan perlengkapan yang diperlukan untuk rafting dan tubing.
Pos kedua terletak tidak jauh dari pos pertama dan merupakan garis start untuk rafting dan tubing, serta terdapat area pasar tradisional yang menjual makanan dan minuman serta merchandise untuk para pengunjung.
Di sekitar area pasar tradisional juga terdapat spot foto. Pos ketiga akan menjadi titik check point dan regu keamanan yang mana pengunjung yang sudah merasa puas dapat menghentikan perjalanan rafting atau tubingnya di pos ini.