Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur (26/11/23)
Desa Jambuwer merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Di Kecamatan Kromengan terdapat beberapa Dusun diantaranya Dusun Bulupopog, Krajan, Rekesan, Glagaharum, dan yang terakhir Dusun Cakru'an.
Pada kesempatan ini, kami dari mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang berkesempatan untuk mengunjungi Desa Jambuwer untuk belajar dan mengetahui banyak hal terkait beragam kekayaan, baik dari alam, budaya, hingga hasil pertanian yang melimpah.
Sebelum kami melakukan wawancara kepada Pak Kades serta para pendamping dan narasumber dari Desa Jambuwer, kami terlebih dahulu dibentuk kelompok, yang terdiri dari 5 kelompok.Â
Diantaranya kelompok wisata edukasi Jambuwer, kelompok agro wisata pertanian peternakan, kelompok kesenian, kelompok ambyaan, dan yang terakhir adalah kelompok buntaran.
Pariwisata merupakan salah satu sektor wisata yang disediakan oleh masyarakat, pemerintah dan pemerintakan desa. Pada kesempatan kali ini kelompok kami berkesempatan untuk belajar terkait kesenian tradisional yang ada Desa Jambuwer.
Banyaknya kesenian tradisional yang berkembang di Desa Jambuwer dapat dilihat dari budayanya. Salah satu potensi budaya yang menjadi ciri khas Kabupaten Malang adalah Topeng Malangan.Â
Di Desa Jambuwer terdapat sanggar tari topeng yang bernama sanggar Galuh Candra Kirana yang merupakan sanggar tari topeng yang terus dilestarikan keseniannya sampai saat ini.Â
Akhirnya kami yang mendapat kelompok kesenian berkunjung ke sanggar Galuh Candra Kirana untuk menemui Pak Sumar selaku Narasumber yang ada di sanggar tersebut untuk memperoleh informasi terkait kesenian yang ada di Desa Jambuwer. Di sanggar tersebut adalah tempat markas jaranan dan marpas topeng yang disajikan satu.Â
Ada beberapa macam kesenian yang ada di Desa Jambuwer, yaitu salah satunya adalah kesenian pencak silat yang masih aktif sampai saat ini adalah kancil mas, garuda jaya, kera putih, Â dan untuk kesenian jaranan bernama Turonggo Seto.Â
Untuk beberapa macam kesenian tersebut sudah ada atau sudah terbagi koordinator dari masing-masing kesenian yang sudah di setujui oleh pak camat dan perangkat desa yang lain.Â
Untuk kesenian biasanya tiap tahun ada acara pesta demokrasi. Untuk ciri khas dari setiap kesenian pencak silat, mereka mempunyai ciri khas, pendekar dan juga jurus nya masing-masing. Kalau untuk tari ciri khasnya yaitu gagrak tarinya, untuk pencak silat yaitu gaya silatnya.Â
Untuk perbedaan kesenian topeng jambuwer dan kesenian topeng malang raya sebetulnya hampir sama, topengnya pun sama, cuma ada perbedaan sedikit antara perbatik an atau tema ukir yang ada di topeng tersebut.Â
Untuk gerakan pun jelas berbeda. Untuk gerakan di setiap daerah pasti berbeda, karena memiliki ciri khas masing-masing. Dan untuk musik hampir sama. Untuk topeng malangan gerakannya  hampir patah-patah, dan kebanyakan gagahan.
Dan selain warga lokalan, disini juga sering dikunjungi oleh orang luar seperti pakistan. Mereka pun ingin mengetahui banyak hal terkait kesenian yang ada di Desa Jambuwer.Â
Setelah wawancara yang sudah dirasa cukup, dan waktu sudah larut malam, maka kami dan teman-teman yang lain berpamitan. Dan akan berkunjung di hari esoknya.Â
Akhirnya esoknya kami kembali berkunjung ke sanggar Galuh Candra Kirana untuk menemui Pak Sumar kembali. Kami di sanggar tersebut menemui banyak hal seperti kesenian Reog Ponorogo, kemudian juga aja Topeng dengan berbagai karakternya, kemudian juga ada gamelan untuk mengiringi kesenian, kemudian juga ada jaranan serta alat untuk bertapa ketika ingin melakukan pertunjukan kesenian tradisional tersebut.Â
Kami juga menjumpai kesenian Reog Ponorogo dengan berat kurang lebih sekitar 5kg, dan itu hanya berat kerangka badannya saja, bukan termasuk kepala. Kalau kepala beratnya kurang lebih 25 kilo. Â
Selain itu, di sanggar tersebut juga menyediakan kostum dan juga perlengkapan make up untuk persiapan pertunjukan kesenian. Untuk ritual bertapa juga disediakan di sanggar tersebut seperti dupa dan juga alat pembakaran dupa. Untuk kepala reog menggunakan bulu harimau asli. Selain itu disanggar tersebut juga menyediakan aksesoris blangkon, kolok atau mahkota  dan juga kris.Â
Setelah kami sudah cukup menggali informasi terkait kesenian tari dan jaranan, kami pun bergeser ke rumah pengrajin topeng yang ada di Desa Jambuwer. Kami disana menemui seorang narasumber sekaligus pengrajinnya sendiri yang bernama Bapak Jainatul. Disana kita dapat belajar mulai dari memahat topeng, mengukir topeng, mengecat topeng dan juga proses finishing. Di tempat pengrajin topeng tersebut tidak hanya membuat topeng, tetapi juga memproduksi oleh-oleh khas Desa Jambuwer seperti gantungan kunci yang berbentuk topeng. Untuk harga gantungan itu sendiri seharga kurang lebih 10 ribu untuk 1 biji. Dan di tempat pengrajin topeng tersebut juga menerima pesanan untuk pembuatan topeng dan bantengan, dan juga sudah menerima orderan dari luar jawa. Untuk proses pembuatan topeng itu sendiri waktu penyelesaiannya sesuai dengan tingkat kesulitannya masing-masing. Karena jika salah pada saat proses memahat dan mewarnai, maka akan memakan banyak waktu yang lama, karena harus diulangi lagi demi hasil yang maksimal. Kami disana juga bisa tau, kayu khusus yang bisa dibuat untuk kerajinan topeng dan jaranan. Jadi tidak bisa menggunakan kayu sembarangan. Kami disana banyak mendapatkan pengetahuan terkait proses pembuatan kerajinan topeng.
Kesan dan pesan kami untuk Desa Jambuwer dan juga untuk kesenian tradisionalnya yaitu selain tempatnya yang sejuk dan juga asri, kami juga dapat belajar banyak hal terkait kesenian tradisional yang ada di Desa Jambuwer. Semoga dengan adanya artikel ini, bisa membantu dan meningkatkan pariwisata Desa Jambuwer agar lebih dikenal oleh banyak kalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H