Mohon tunggu...
Fitria Windiani
Fitria Windiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka jalan-jalan dan sukaa tempat-tempat baruu yang tidak pernah dikunjungi. lebih tepatnya suka traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kesenian Tradisional Desa Jambuwer

28 November 2023   12:08 Diperbarui: 29 November 2023   17:40 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh gambar dari kepala Reog Ponorogo (Dokpri)

Untuk kesenian biasanya tiap tahun ada acara pesta demokrasi. Untuk ciri khas dari setiap kesenian pencak silat, mereka mempunyai ciri khas, pendekar dan juga jurus nya masing-masing. Kalau untuk tari ciri khasnya yaitu gagrak tarinya, untuk pencak silat yaitu gaya silatnya. 

Untuk perbedaan kesenian topeng jambuwer dan kesenian topeng malang raya sebetulnya hampir sama, topengnya pun sama, cuma ada perbedaan sedikit antara perbatik an atau tema ukir yang ada di topeng tersebut. 

Untuk gerakan pun jelas berbeda. Untuk gerakan di setiap daerah pasti berbeda, karena memiliki ciri khas masing-masing. Dan untuk musik hampir sama. Untuk topeng malangan gerakannya  hampir patah-patah, dan kebanyakan gagahan.

Dan selain warga lokalan, disini juga sering dikunjungi oleh orang luar seperti pakistan. Mereka pun ingin mengetahui banyak hal terkait kesenian yang ada di Desa Jambuwer. 

Setelah wawancara yang sudah dirasa cukup, dan waktu sudah larut malam, maka kami dan teman-teman yang lain berpamitan. Dan akan berkunjung di hari esoknya. 

Akhirnya esoknya kami kembali berkunjung ke sanggar Galuh Candra Kirana untuk menemui Pak Sumar kembali. Kami di sanggar tersebut menemui banyak hal seperti kesenian Reog Ponorogo, kemudian juga aja Topeng dengan berbagai karakternya, kemudian juga ada gamelan untuk mengiringi kesenian, kemudian juga ada jaranan serta alat untuk bertapa ketika ingin melakukan pertunjukan kesenian tradisional tersebut. 

Kami juga menjumpai kesenian Reog Ponorogo dengan berat kurang lebih sekitar 5kg, dan itu hanya berat kerangka badannya saja, bukan termasuk kepala. Kalau kepala beratnya kurang lebih 25 kilo.  

Selain itu, di sanggar tersebut juga menyediakan kostum dan juga perlengkapan make up untuk persiapan pertunjukan kesenian. Untuk ritual bertapa juga disediakan di sanggar tersebut seperti dupa dan juga alat pembakaran dupa. Untuk kepala reog menggunakan bulu harimau asli. Selain itu disanggar tersebut juga menyediakan aksesoris blangkon, kolok atau mahkota  dan juga kris. 

Setelah kami sudah cukup menggali informasi terkait kesenian tari dan jaranan, kami pun bergeser ke rumah pengrajin topeng yang ada di Desa Jambuwer. Kami disana menemui seorang narasumber sekaligus pengrajinnya sendiri yang bernama Bapak Jainatul. Disana kita dapat belajar mulai dari memahat topeng, mengukir topeng, mengecat topeng dan juga proses finishing. Di tempat pengrajin topeng tersebut tidak hanya membuat topeng, tetapi juga memproduksi oleh-oleh khas Desa Jambuwer seperti gantungan kunci yang berbentuk topeng. Untuk harga gantungan itu sendiri seharga kurang lebih 10 ribu untuk 1 biji. Dan di tempat pengrajin topeng tersebut juga menerima pesanan untuk pembuatan topeng dan bantengan, dan juga sudah menerima orderan dari luar jawa. Untuk proses pembuatan topeng itu sendiri waktu penyelesaiannya sesuai dengan tingkat kesulitannya masing-masing. Karena jika salah pada saat proses memahat dan mewarnai, maka akan memakan banyak waktu yang lama, karena harus diulangi lagi demi hasil yang maksimal. Kami disana juga bisa tau, kayu khusus yang bisa dibuat untuk kerajinan topeng dan jaranan. Jadi tidak bisa menggunakan kayu sembarangan. Kami disana banyak mendapatkan pengetahuan terkait proses pembuatan kerajinan topeng.

Contoh gambar dari kepala Reog Ponorogo (Dokpri)
Contoh gambar dari kepala Reog Ponorogo (Dokpri)
Contoh gambar tempat pembakaran dupa (Dokpri)
Contoh gambar tempat pembakaran dupa (Dokpri)
Contoh gambar kesenian Reog Ponorogo (Dokpri)
Contoh gambar kesenian Reog Ponorogo (Dokpri)
Contoh topeng yang sudah siap dipasarkan (Dokpri)
Contoh topeng yang sudah siap dipasarkan (Dokpri)

Kesan dan pesan kami untuk Desa Jambuwer dan juga untuk kesenian tradisionalnya yaitu selain tempatnya yang sejuk dan juga asri, kami juga dapat belajar banyak hal terkait kesenian tradisional yang ada di Desa Jambuwer. Semoga dengan adanya artikel ini, bisa membantu dan meningkatkan pariwisata Desa Jambuwer agar lebih dikenal oleh banyak kalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun