Mohon tunggu...
dafit
dafit Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

Love

Tentang Cinta: Apa yang Neurosains Katakan tentang Perasaan Cinta?

31 Oktober 2023   17:14 Diperbarui: 31 Oktober 2023   17:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta adalah salah satu perasaan paling misterius dan kuat yang bisa dirasakan manusia, dan neurosains telah mencoba untuk membongkar rahasia di baliknya. Saat kita mencintai seseorang, sejumlah reaksi kompleks terjadi di dalam otak kita, yang menggambarkan betapa beragamnya cinta.

Dopamin, neurotransmitter yang dikenal sebagai "zat kimia kebahagiaan," adalah bintang utama dalam neurosains cinta. Ketika kita jatuh cinta, otak kita membanjiri diri dengan dopamin, yang menciptakan perasaan euforia dan kebahagiaan. Inilah yang membuat kita merasa "melayang" atau "terbang tinggi" saat jatuh cinta.

Selain dopamin, ada juga hormon oksitosin dan vasopresin yang memainkan peran penting dalam membentuk ikatan emosional yang dalam antara pasangan yang saling mencintai. Hormon-hormon ini memengaruhi bagaimana kita merasa terhubung dengan pasangan kita, mendorong perasaan kasih sayang, perhatian, dan kepedulian.

Namun, cinta juga bisa menjadi rumit dalam otak kita. Saat kita mengalami patah hati atau cemburu, otak kita merespons dengan cara yang sama-sama kuatnya. Bagian otak yang mengatur emosi, seperti amigdala, berperan dalam mengendalikan reaksi negatif ini. Inilah yang bisa menyebabkan rasa sakit, kecemasan, atau ketidakamanan dalam cinta.

Cinta juga memiliki aspek jangka panjang dalam otak kita. Hubungan yang kuat dapat mengubah pola aktivitas otak dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Ini menggambarkan bahwa cinta bukan hanya pengalaman sementara; ini juga bisa memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan kita.

Meskipun neurosains telah membawa kita lebih dekat untuk memahami cinta, tetap ada banyak hal yang belum kita ketahui. Setiap pengalaman cinta unik, dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosial, dan budaya. Meskipun kita telah mengungkap sebagian dari misteri otak dan kimia cinta, cinta tetap menjadi salah satu misteri paling romantis dalam kehidupan manusia, yang sulit dipahami sepenuhnya oleh sains.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun