Mohon tunggu...
dafit
dafit Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

Love

Dominatif dan Submisif: Pengaruh Peran Dominan dan Submisif terhadap Hubungan

8 September 2023   05:59 Diperbarui: 8 September 2023   06:01 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hubungan, peran dominan dan submisif dapat memainkan peran yang signifikan dalam dinamika pasangan. Namun, penting untuk memahami pengaruh peran ini terhadap hubungan dan bagaimana kita dapat menjaga keseimbangan yang sehat.

Pertama-tama, penting untuk mengenali bahwa peran dominan dan submisif bisa berubah dalam berbagai situasi. Tidak selalu ada satu pasangan yang dominan dan yang lainnya submisif. Keseimbangan peran ini dapat berubah tergantung pada konteksnya. Misalnya, dalam keputusan besar, salah satu pasangan mungkin mengambil peran yang lebih dominan, sementara dalam hal-hal sehari-hari, peran mungkin lebih seimbang.

Selanjutnya, perlu diingat bahwa keseimbangan peran dominan dan submisif adalah kunci. Ketika satu pasangan mendominasi seluruh hubungan, ini bisa merusak keseimbangan kekuatan dan menyebabkan pasangan lain merasa tidak dihargai atau tidak memiliki suara. Di sisi lain, ketika satu pasangan terlalu submisif, ini bisa menyebabkan ketidakpuasan dan perasaan tidak bebas.

Komunikasi adalah kunci dalam mengatasi peran dominan dan submisif. Pasangan harus berbicara terbuka tentang bagaimana mereka merasa tentang dinamika peran ini dalam hubungan mereka. Penting untuk mendengarkan perasaan dan kebutuhan satu sama lain dan mencari cara untuk menciptakan keseimbangan yang sehat.

Selanjutnya, perlu diingat bahwa peran dominan dan submisif bukanlah masalah nilai atau kekuatan. Memiliki peran yang lebih dominan tidak membuat seseorang lebih berharga atau kuat dalam hubungan. Sebaliknya, menghargai peran satu sama lain dan bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan adalah tanda kematangan dalam hubungan.

Selain itu, penting untuk menghindari peran dominan yang berlebihan. Dominasi yang berlebihan dapat menyebabkan konflik, ketidakpuasan, dan bahkan keruntuhan hubungan. Ketika seseorang mendominasi, itu dapat menghambat ekspresi dan pertumbuhan pribadi pasangan.

Terakhir, keseimbangan peran dominan dan submisif adalah tentang saling mendukung pertumbuhan pribadi masing-masing pasangan. Ini adalah tentang menciptakan lingkungan yang aman dan dukungan di mana kedua pasangan merasa bebas untuk menjadi diri mereka sendiri, tanpa tekanan atau dominasi.

Pada akhirnya, peran dominan dan submisif dalam hubungan dapat memengaruhi dinamika pasangan. Namun, dengan komunikasi yang baik, keseimbangan yang sehat, dan saling mendukung pertumbuhan pribadi, kita dapat menjaga hubungan yang kuat dan membangun fondasi yang sehat bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun