Mohon tunggu...
dafit
dafit Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gangguan Obseseif-Kompulsif: Memahami Gejala dan Terapi yang Tersedia

25 Agustus 2023   11:08 Diperbarui: 25 Agustus 2023   13:05 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gangguan Obsesif-Kompulsif (GOK) adalah salah satu gangguan mental yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Orang yang menderita GOK mengalami obsesi yang mengganggu dan kompulsi yang kuat, yang secara signifikan memengaruhi fungsi sehari-hari mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan gejala-gejala GOK yang umum dan membahas terapi yang tersedia untuk membantu individu yang menderita gangguan ini.

Gejala-gejala GOK dapat sangat bervariasi antara individu, tetapi ada beberapa gejala umum yang sering terjadi. Obsesi adalah pikiran yang mengganggu dan berulang yang muncul secara tak terkendali dalam pikiran individu yang menderita GOK. Contoh obsesi yang umum meliputi kekhawatiran berlebihan tentang kebersihan atau kesehatan, ketakutan akan kejahatan atau kecelakaan, atau pemikiran yang tidak diinginkan tentang kekerasan atau seksualitas. Obsesi ini biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan yang luar biasa.

Kompulsi adalah respons yang dilakukan individu untuk mengurangi kecemasan yang timbul akibat obsesi. Kompulsi dapat berupa tindakan fisik atau ritual tertentu yang diulang-ulang secara berulang-ulang. Contoh kompulsi yang umum meliputi cuci tangan berulang kali, memeriksa pintu berkali-kali, menghitung benda-benda secara berulang, atau mengatur barang-barang dengan pola yang kaku. Meskipun kompulsi memberikan rasa lega sesaat, tetapi tidak lama kemudian obsesi kembali muncul, dan siklus yang mengganggu ini terus berlanjut.

Untuk mengatasi GOK, terapi yang efektif sangat penting. Salah satu terapi yang paling umum digunakan adalah Terapi Kognitif-Behavioral (CBT). CBT berfokus pada mengubah pola pikir yang tidak sehat dan perilaku yang merugikan individu dengan mengajarkan strategi pemikiran yang lebih adaptif dan menghadapi ketakutan secara bertahap. Dalam konteks GOK, CBT akan bekerja untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir obsesif, mengurangi ketergantungan pada kompulsi, dan meningkatkan keterampilan menghadapi kecemasan.

Selain CBT, terapi lain yang sering digunakan adalah terapi perilaku eksposur dan respons-prevensi (ERP). ERP melibatkan pemaparan bertahap terhadap situasi yang memicu obsesi dan melatih individu untuk menahan diri dari melakukan kompulsi. Dengan demikian, ERP membantu individu menghadapi ketakutan mereka tanpa bergantung pada perilaku kompulsif.

Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan juga dapat digunakan sebagai bagian dari perawatan GOK. Obat-obatan seperti inhibitor selektif reuptake serotonin (SSRI) atau antidepresan trisiklik dapat membantu mengurangi gejala obsesif-kompulsif. Namun, penting untuk dicatat bahwa obat-obatan harus digunakan sebagai bagian dari pendekatan yang komprehensif, termasuk terapi perilaku, dan harus diawasi oleh profesional kesehatan mental.

Selain terapi utama, dukungan keluarga dan dukungan sosial juga penting dalam mengelola GOK. Mendapatkan pemahaman dan dukungan dari orang terdekat dapat membantu individu yang menderita GOK merasa didukung dan tidak sendirian dalam perjalanan pemulihan mereka.

Maka demikian, Gangguan Obsesif-Kompulsif adalah kondisi mental yang serius yang mempengaruhi kehidupan individu yang menderita. Gejala-gejala GOK termasuk obsesi yang mengganggu dan kompulsi yang kuat. Namun, ada terapi yang efektif yang tersedia, termasuk CBT, ERP, dan penggunaan obat-obatan. Penting bagi individu yang menderita GOK untuk mencari bantuan profesional dan dukungan yang tepat untuk membantu mereka mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun