Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang signifikan sehingga menjadikan smartphone sebagai alat komunikasi pokok yang memengaruhi persoalan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain sebagai alat komunikasi, smartphone juga digunakan untuk mengakses internet, media sosial, bermain game, pemutar media, kamera digital, dan navigasi berbasis GPS. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haug, Castro, Kwon, Filler, Kowatsch dan Schaub pada tahun 2015 yang menyebutkan bahwa alasan individu menggunakan smartphone ialah untuk mengakses informasi, komunikasi, pendidikan, dan hiburan melalui fitur-fitur yang disediakan smartphone.
Smartphone juga telah digunakan oleh berbagai kalangan usia. Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Riset Digital Marketing Emarketer pada tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat 4,55 miliyar pengguna ponsel di seluruh dunia dan 1,75 miliyar diantaranya adalah pengguna smartphone. Indonesia merupakan salah satu dari 12 negara dengan penggunaan smartphone tertinggi di dunia, yaitu sebesar 43% berdasarkan jumlah populasi.Â
Pada tahun 2015 Lembaga  Riset Digital Marketing Emarketer menyebutkan bahwa pengguna smartphone di Indonesia akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2017 diperkirakan 74,9 juta menggunakan smartphone, kemudian pada tahun 2018 dan 2019 penggunaan smartphone di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 83,5 juta hingga 92 juta.
Lebih lanjut, hasil survei Deloitte (2014) menemukan bahwa jumlah pengguna smartphone terbanyak adalah usia 18-24 tahun, yaitu sebesar 80% dari semua usia pengguna. Maraknya penggunaan smartphone mengindikasikan isu kecanduan pada smartphone (Kwon, Lee, Won, Park, Min, Hahn, Gu, Choi, & Kim, 2013; Kibona & Mgaya, 2015).
Menurut O'brien (2010) kecanduan adalah suatu fenomena yang ditandai dengan panarikan diri, ketergantungan dan disertai dengan masalah sosial. Kecanduan memiliki dua bentuk, kecanduan zat, seperti alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, dan merokok dan kecanduan proses, seperti perjudian, belanja, makan, dan aktivitas sosial. Salah satu bentuk kecanduan proses yang dimaksud adalah kecanduan smartphone.
Kecanduan smartphone merupakan penggunaan smartphone secara berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari pengguna (Demirci, Akgonul, & Akpinar, 2015).
Lebih lanjut, Kwon, dkk., (2013) menambahkan bahwa kecanduan smartphone merupakan suatu bentuk keterikatan atau kecanduan terhadap smartphone yang memungkinkan terjadinya masalah sosial seperti halnya menarik diri dan kesulitan dalam performa aktivitas sehari-hari atau sebagai gangguan kontrol impuls terhadap diri seseorang.
Smart (2010) mengungkapkan bahwa seseorang yang dikatakan kecanduan jika menghabiskan waktu lebih dari 14 jam perminggu untuk menggunakan smartphone. Sehingga individu yang mengalami kecanduan smartphone dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain smartphone.Â
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Infocomm Development Authority of Singapore (2008) penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk dalam kehidupan sehari hari, misalnya pejalan kaki yang menggunakan smartphone saat menyebrang jalan akan berisiko tertabrak mobil, kemudian perilaku menggunakan smartphone saat sedang mengemudi sangat berisiko mengalami kecelakaan, serta anak-anak dan remaja yang mengalami kecanduan smarphone sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan memiliki dampak kesehatan fisik dan masalah psikologis. Masalah kesehatan fisik yang ditimbulkan diantaranya, mata kering, penglihatan kabur, sakit pada pergelangan tangan, leher, punggung, nyeri pada jari-jari dan migren (Kwon, dkk., 2013; Park, Hong, Ha, & Yoo, 2013). Kemudian, masalah psikologis akibat penggunaan smartphone yang berlebihan ialah depresi, kecemasan, kesepian, dan masalah kualitas tidur (Griffiths, 1998; Bener & Bhugra, 2013; Lam, 2014; Demirci, Â Akgonul, & Akpinar, 2015; Rehbein, Kliem, Baier, Moble, & Perty, 2015).
Kriteria yang tampak pada individu yang mengalami kecanduan smartphone diantaranya adalah adanya perubahan gaya hidup yang drastis untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain smartphone (Suler, 1999).