Mohon tunggu...
Fitria sugiarti
Fitria sugiarti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Jangan lupa bersyukur jangan lupa memberi dan jangan lupa berbahagia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alasan Mengapa KPop di Indonesia Tidak Bisa Bertahan Lama Seperti di Korea Selatan

10 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 10 Juli 2021   08:01 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

K-Pop yang merupakan singkatan dari Korean Pop adalah aliran genre musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 (dalam Jung 2011 ) K-pop adalah produk pop yang diproduksi secara hibridisasi yang menggabungkan Timur dan Barat serta aspek budaya global dan lokal. Alasan utama untuk hibridisasi budaya seperti strategis adalah untuk memenuhi keinginan kompleks berbagai kelompok konsumen, yang memaksimalkan keuntungan kapitalis. Yang termasuk dalam K-Pop itu sendiri adalah semua jenis program musik mulai dari musik jenis Band , Boyband atau kelompok vocal yang disertai dance, sampai Original Soundtrack film dan semua jenis musik lainnya. Dan K-Pop itu sendiri memang sengaja dirancang dengan sangat matang dan sempurna oleh industri infotainment Korea dan metode yang digunakan dalam rancangannya adalah dengan menggabungkan beberapa budaya agar memperoleh totalitas penampilan dan kemudian setelah konsepnya matang maka siap diluncurkan untuk memenuhi hiburan masyarakat yang mana hal tersebut juga membawa keuntungan sendiri bagi pemrakarsanya yaitu pemeran K-Pop itu sendiri baik pelaku di belakang layar sebagai tim maupun yang di depan layar sebagai artis.

Generasi 1 (1994 – 2002)

 Banyak yang mengatakan lahirnya K-Pop dipicu oleh kemunculan boygroup bernama Seo Taiji and Boys yang beranggotakan Seo Taiji, Yang Hyun Suk dan Lee Juno dengan melakukan debutnya pada tahun 1992. Melalui debutnya itu, Seo Taiji and Boys mampu membawa angin segar ke dunia musik di Korea Selatan dengan menggabungkan tiga genre musik yaitu rap, rock, dan techno Amerika. Namun ketika mereka berada dipuncak kejayaannya, Seo Taiji and Boys memutuskan untuk bubar pada tahun 1996.

Generasi 2 (2003 – 2011)

 Pada generasi kedua ini  “Big Three” mulai mencoba untuk melebarkan sayap mereka di luar Korea Selatan dengan menargetkan dua Negara tetangganya yaitu Jepang dan Cina dengan cara membawa musik yang telah popular di Korea dan menerjemahkan ke dalam bahasa Jepang serta Mandarin.

 Generasi kedua ini, juga menghasilkan boygrop dan girlgroup yang mulai dikenal di dunia Internasional termasuk Amerika dan Eropa seperti Super Junior, Bigbang, SNSD, Wonder Girls, SHINee, 2NE1, f(x) serta nama-nama terkenal lainnya.

Generasi 3 (2012 – 2017)

 YG Entertainmen muncul dengan sebuah gebrakan yang cukup mengejutkan dengan membuat perilisan lagu Gangnam Style yang dibawakan oleh Park Jae-sang atau lebih dikenal dengan PSY pada tahun 2012. Selain PSY banyak juga boygrop dan girlgroup yang akhirnya menjadi fenomenal di industri musik dunia. Sebut saja EXO, Blackpink, BTS, Twice, Red Velvet, iKON, GOT7, Winner, G-friend, dan CLC, Seventeen, hingga Wanna One.

Generasi 4 (2018 – )

 Banyak yang beranggapan bahwa boygrop dan girlgroup yang melakukan debut di pertengahan tahun 2018 sudah memulainya karena beberapa grup seperti  Stray Kids, (G)I-DLE, ATEEZ, ITZY, TXT, dan Rocket Punch sudah bisa menyamai keopuleran para seniornya dalam waktu yang terbilang singkat. Namun para boygrop dan girlgroup ini masih harus berusaha keras untuk melampaui para seniornya tersebut.

B. K-POP Masuk Ke Indonesia

 Masuknya K-pop di Indonesia diawali dengan munculnya beberapa drama seri Korea yang ditayangkan di televisi Indonesia .Terlebih lagi soundtrack dari drama tersebut membuat masyarakat Indonesia tertarik dengan Kpop. Penyebabnya mungkin karena masyarakat Indonesia kurang peduli akan pentingnya mencintai budaya nasional.

 Teknologi memiliki peran penting dalam penyebaran Korean wave. Perkembangan teknologi semakin memudahkan kehidupan terutama dalam bidang telekomunikasi. Masyarakat dapat dengan mudah dan cepat dalam memperoleh berbagai informasi baik dari dalam maupun luar negeri, selain itu perkembangan teknologi juga mempermudah adanya penyebaran budaya. Awal mula penyebaran budaya ini melalui tayangan televisi, dimana hampir setiap hari terdapat tayangan yang berhubungan dengan budaya popular Korea Selatan seperti drama atau acara musik mereka. Internet sekarang ini menjadi media yang intensif dalam penyebaran Korean wave. Informasi-informasi mengenai budaya popular Korea Selatan dapat dengan mudah di temukan di internet dan media massa lainnya seperti youtube, instagram, atau twitter. Adapun situs-situs legal yang menyediakan saluran khusus untuk menikmati acara-acara Korea Selatan sehingga masyarakat dapat dengan mudah menikmatinya. 

C. Alasan K-Pop di Indonesia tidak bisa bertahan dengan lama tidak seperti di Negara Korea

 Banyak sekali alasan mengapa Indonesia budaya K-Popnya tidak bisa bertahan lama seperti di negara Korea. Indonesia memang jadi lahan menarik untuk industri K-Pop. Tak hanya dari segi musik, gaya dan penampilan pun bisa dijadikan tiruan bagi boyband dan girlband di Indonesia.  hal lain yang membuat industri K-Pop begitu besar adalah strategi bisnis. Dengan mengeluarkan teaser-teaser video musik yang dapat dikategorikan bagus, ditambah lagu-lagu serta gerakan yang unik, merupakan faktor kesuksesannya. Namun Indonesia belum siap untuk itu, karena di Indonesia orisinalitasnya belum ada. Dan sesuatu yang karakternya kuat, itu yg bertahan lama. K-Pop Idonesia belum punya karakter yang kuat. 

 Indonesia juga hanya mengikuti tren, Tidak bisa dipungkiri kehadiran boyband dan girlband seperti SMASH, Cherrybelle ataupun Blink tumbuh bersama ketenaran lagu kpop yang digawangi oleh grup asal Korea Selatan. Di era tahun 2011, penikmat musik Indonesia pun mulai mencoba-coba memasuki pasar dengan menerbitkan grup dari negara sendiri dengan member yang menarik dan kemampuan menyanyi dan menari yang baik. Namun karena, tren hanya bersifat musiman, popularitas mereka pun tidak bertahan lama. 

 Indonesia juga sulit menggali kemampuan pribadi. Dunia Entertaint itu sangat keras dimana dia yang mau bekerja kelas maka dia akan mendpat keberhasilan, namun kpop di Indonesia tidak mau bertahan di situasi yang sulit. Contohnya saja, Rangga dari grup SMASH, setelah menyadari kalau masa ketenaran boyband sudah tidak lagi semeriah dulu, Rangga mulai banting setir mendesain pakaian hingga menjadi host di acara musik, dan membintangi acara komedi. maka otomatis group itu akan cepat bubar.

 Masyarakat Indonesia sendiripun sebenarnya lebih menyukai prodak luar dibanding prodak lokal, maka dari itu ketika masyarakat Indonesia mengenal prodak luar maka mereka akan merasa bangga dan senang tapi ketika mengenal prodak Indonesia malahan mereka merasa malu atau minder, sehingga Kpop di Indonesiapun tidak akan bertahan lama.

 dan terakhir orang Indonesia itu berdominan mempunyai standar kecantikan atau ketampanan yang diamana orang itu putih tinggi mulus hidung mancung itu adalah orang yang sempurna, pada dasar nya Indonesia itu terletak di Asia dan rata-rata orang Asia itu berkulit gelap, berbanding terbalik dengan Korea. Maka dari itu masyarakat Indonesia lebih betah dan lebih senang melihat Kpop di Korea karena bervisual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun