Mohon tunggu...
Fitria sugiarti
Fitria sugiarti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Jangan lupa bersyukur jangan lupa memberi dan jangan lupa berbahagia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Budaya Keluarga Sepanjang Pandemi

17 Januari 2021   21:52 Diperbarui: 17 Januari 2021   21:54 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia, penyakit karena infeksi virus ini di sebut COVID-19. Virus Corona ini bisa menyebabkan gangguan pada pernafasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga menyebabkan kematian.  Yang terpapar virus ini segala usia, baik usia anak-anak hingga lansia. Virus ini pertama kali di temukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus yang menular sangat cepat dan telah menyebar ke hampir setiap negara, termasuk Indonesia. 

Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada Senin, 2 Maret 2020. Presiden Jokowidodo mengumumkan ada dua orang yang terpapar Virus Corona, yang berusia 31 tahun dan 64 tahun, berjenis kelamin Perempuan.  Dua orang perempuan tersebut kabarnya WN Jepang yang berkunjung ke Indonesia. Setelah di di ketahui bahwa dua orang tersebut terpapar virus corona, kemudian pemerintah menelusuri dengan siapa saja pasien melakukan kontak langsung, kemana saja selama di Indonesia pasien tersebut berkunjung. Tidak di duga awalnya hanya  dua orang saja yang terpapar, virus ini malah semakin meluas dan memakan banyak sekali korban,  korban yang bertambah setiap harinya mencapai ratusan hingga mencapai ribuan.

Dengan itu pemerintah tidak tinggal diam, segala aturan yang di buat untuk masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Mulai dari menerapkan Sosial Distancing dimana orang-orang harus berjaga jarak, setelah itu pemerintah mewajibkan kepada masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan seperti menggunakan masker, selalu mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer agar selalu bersih dan tidak mudah terpapar virus corona. Karena itu tidak terlalu efektif maka pemerintah melakukan penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada saat iu orang-orang yang boleh keluar rumah hanya orang-orang yang mempunyai kepentingan saja. Namun sayang  meskipun PSBB sudah di jalankan dengan baik namun penambahan angka pada kasus COVID-19 ini tidak kunjung turun. Maka pemerintah mau tidak mau melakukan Lokdown selama 14 hari. Lockkdown ini dimana orang-orang tidak di perbolehkan sama sekali untuk keluar rumah jika ada keperluan itu hanya di lakukan dengan virtual/Daring.

Banyak sekali dampak yang terjadi karena virus corona ini, mulai dari Pendidikan, dimana seluruh anak sekolah baik SD,SMP,SMA dan Mahasiswapun melakukan pembelajaran secara daring, Pedagang kecil yang hanya mencari nafkah di pinggir jalan mereka kehilangan pekerjaan, banyak yang terkena PHK karena perusahaan-perusahaan lebih banyak pengeluaran dari pada penghasilan. Tidak hanya itu kebudayaan-kebudayaan yang ada pun berubah karena pandemi ini, contohnya budaya pada keluarga, banyak perubahan yang dirasakan pada keluarga.

Keluarga merupakan tempat berkeluh kesahnya seseorang, orang yang perduli terhadap masalah adalah keluarga. Keluarga inti yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak, dan keluarga yang luas dengan jumlah personil dan juga luas cakupan paling besar, dengan keberadaan kerabat yang lebih kompleks seperti paman, bibi, sepupu, dan berbagai personil keluarga lainnya. Pandemi COVID-19 ini dengan keluarga sangat berhubungan, banyak perubahan-perubahan yang terjadi karena adanya pandemi. Banyak kebudayaan yang terpaksa harus berubah karena pandemi.

Perubahan yang terjadi.

  • Perubahan perayaan Idul Fitri yang dirayakan oleh umat muslim, Idul Fitri yang dirayakan satu tahun sekali setelah melakukan puasa di bulan Ramadhan, biasanya pada hari raya hari dimana sanak saudara berkumpul dalam satu rumah saling maaf-maafan, saling mengucapkan satu sama lain. Lalu setelah adanya pandemi kebiasaan itu berubah drastis dimana tidak ada perkumpulan saudara-saudara, tidak ada salam-salaman dan tidak ada pengucapan Idul Fitri secara langsung, semua dilakukan secara online. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi maka silaturahmipun tetap berjalan baik meskipun tidak tatap muka.
  • Tidak ada mudik (Mulih dilik) saat lebaran. Mudik di Indonesia sudah menjadi kebudayaan yang harus di lakukan. Dimana orang-orang yang merantau mendapat kesempatan untuk berpulang ke kampung halamannya. Namun adanya pandemi akses kendaraan pun ditutup, baik kendaraan di darat, di laut maupun di udara, penutupan ini di lakukan demi kesehatan bersama dan memotong rantai penyebaran COVID-19.
  • Perubahan kebiasaan, biasanya dalam keluarga jika seorang ayah pulang dari kerjanya seorang istri dan anak akan menyapa dan bersalaman dengan ayahnya, itu bentuk rasa hormat seorang anak dan istri terhadap kepala keluarga. Namun berbeda setelah adanya pandemi karena untuk menjaga kesehatan bersama maka untuk bersentuhan langsung dengan orang yang sudah berpergian di luar dan sudah berkomunikasi dengan orang di luar, maka orang itu minimal harus mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer terlebih dahulu maksimal mandi terlebih dahulu baru bisa berkomunikasi secara langsung.
  • Menjaga jarak antar anak, ibu dan ayah terlebih jika sudah ada yang berpergian, karena corona ini bukan penyakit yang main-main sehingga segala cara harus di lakukan dan atura pemerintah harus di patuhi demi keselamatan bersama.

Dengan segala perubahan yang terjadi, maka dari itu mulai sekarang marilah sama-sama berjuang melawan Virus Corona ini, agar pandemi ini segera berakhir. Ikuti aturan pemerintah jangan memikirkan diri sendiri dan jadilah pahlawan untuk semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun