“Hidup selalu penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di hari esok, namun tidak perlu takut atau cemas menghadapinya karena semua bisa direncanakan dan itu semua tergantung pilihan.”
Pernahkah Anda membayangkan rumah yang anda tempati sekarang bersama keluarga tiba-tiba lenyap karena amukan si jago merah? adakah yang dapat menjamin bahwa pendidikan anak-anak Anda dapat berjalan mulus sampai mereka mampu meraih cita-citanya? Bagaimana pula dengan jaminan kesehatan Anda, sudahkah kita mempunyai dana yang cukup ketika penyakit yang yang tidak diharapkan tiba-tiba menyerang?
Jawabannya tentu bermacam-macam, ada yang sudah yakin menjawab ya karena semua sudah dipersiapkan dan direncanakannya dengan matang namun ada juga yang masih ragu dan belum berfikir sejauh itu. Namun, apapun jawabannya, coba dengarkan kisah berikut.
Namanya Lina, ia berasal dari keluarga yang cukup mampu secara ekonomi. Hidupnya dapat dikatakan berkecukupan. Ayahnya bekerja sebagai manajer di salah satu perusahaan swasta, semua kebutuhan dikeluarganya dapat dipenuhi dengan mudah termasuk untuk biaya pendidikan Lina di Fakultas Kedokteran di salah satu Perguruan Tinggi. Namun, hidupnya seakan berubah seratus delapan puluh derajat ketika dokter memvonis ayahnya mengidap penyakit kanker. Segala uang dan tabungan keluarga Lina pun digunakan untuk membiayai pengobatan sang ayah. Biaya pengobatan itu semakin lama semakin membengkak dan menyedot habis seluruh tabungan keluarga Lina sehingga mereka terpaksa menjual beberapa asset berharga mereka seperti emas dan kendaraan untuk menebus biaya berobat yang semakin terasa mencekik. Sayangnya, beberapa hari kemudian, ayah Lina meninggal karena kanker yang menyerangnya. Tinggalalah Lina hidup bersama ibunya dan dua orang adiknya yang masih kecil. Ibu lina saat itu hanya seorang ibu rumah tangga dan umurnya yang sudah menua membuatnya tak sanggup lagi untuk bekerja. Lina pun terpaksa berhenti kuliah dan mulai bekerja untuk menafkahi keluarganya.
Miris memang ketika membaca cerita diatas. Namun, cerita tersebut bukan sekedar fiksi belaka karena nyatanya banyak orang disekeliling kita yang pernah mendengar bahkan merasakan sendiri kejadian seperti itu. Ya, hidup memang penuh dengan ketidakpastian. Tidak ada seorang pun yang tahu tentang apa yang akan terjadi besok. Beberapa orang mungkin sedang menikmati posisi puncaknya karena harta atau jabatannya saat ini namun hanya dalam semalam mereka bisa saja terlempar jauh ke posisi terbawah.
Ketika berbicara tentang ketidakpastian, hal itu bukanlah suatu takdir yang telah digariskan Tuhan sehingga kita hanya bisa berpasrah menerima dan menjalaninya. Takdir hakikatnya ditentukan oleh diri kita sendiri yang diberikan kewenangan untuk menentukan pilihan atas sikap dan tindakan kita setiap hari dan setiap menitnya.
Sebagai manusia yang bijak, pilihan terbaik yang dapat diambil untuk menghadapi semua ketidakpastian ialah dengan mempersiapkannya. Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan ketidakpastian adalah melalui asuransi.
Asuransi membawa jawaban ditengah semakin berkembangnya kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia saat ini tidak hanya mencakup kebutuhan jasmani dan rohani semata, akan tetapi kebutuhan untuk merasa aman juga mutlak diperlukan, baik aman secara finansial maupun jiwa dan kesehatan. Mendengar kebutuhan tersebut, asuransi hadir di tengah masyarakat. Ia bagaikan oase ditengah padang tandus yang membawa kesegaran bagi sang musafir.
Definisi asuransi menurut Wikipedia Indonesia adalah perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain-lain melalui penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
Dari definisi diatas, kita dapat menangkap tiga kata penting dalam asuransi yaitu perlindungan, kejadian yang tak terduga serta pembayaran teratur.
Perlindungan dalam asuransi mencakup banyak aspek dalam kehidupan manusia, bukan hanya sekedar aspek finansial atau materi semata tetapi juga aspek kesehatan atau jiwa dan aspek pendidikan.