yang harus kulalui
tanpa hangat lengan-lenganmu.
Musim terus berganti, namun tidak bagi kemarau panjang
di dadaku, sebab kepergianmu.
Rindu ternyata, tak semudah apa yang air mata
jatuhkan,
dan kenangan yang dengan mudah
kepala kita simpan.
Terlalu kerontang mekar bunga yang pernah kau tanam,
hingga musim di tubuhku lupa
bagaimana caranya menurunkan hujan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!