Mohon tunggu...
Fitri Ariani
Fitri Ariani Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

Fitri Ariani merupakan seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Dalam Pandangan Islam

3 April 2022   01:05 Diperbarui: 3 April 2022   01:43 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan dalam Pandangan Islam

Oleh: Ns. Istiyanta,S.Kep (Mahasiswa),Shanti Wardaningsih, PhD (Dosen)

 

   Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.(HR Bukhari)

   Merujuk kepada hadis di atas bahwa setiap kita adalah pemimpin, setidaknya terhadap diri pribadi dan atas apa yang menjadi tanggung jawab kita sebagai manusia. Dengan menjadi orang yang sangat berpengaruh terhadap perubahan, baik perilaku mau pun yang berada di sekitar kita.hal ini memengaruhi ketercapaian sebuah tujuan hidup masing-masing manusia.

   Dalam skala kecil membutuhkan kekuatan untuk mengubah diri menjadi baik. Demikian pula dalam skala yang lebih besar, kelompok kecil, komunitas dan atau organisasi, kecil maupun besar. Tentunya dibutuhkan juga ada dan hadirnya sosok yang dapat memengaruhi komunitasnya untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah disepakati. Menjadi penting karena kehadiran seorang yang berpengaruh dan berkuasa ini dapat menjadi energi, bargaining position terhadap kelompoknya. Tujuan suatu organisasi dapat tercapai, terarahnya manajemen organisasi, dan menjadi mediator keputusan yang berasal dari ide-ide kreatif bawahannya.

   Menyitir dalam sebuah ayat Al Quran, Qs. Al A'raf ayat 43:"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dalam ayat in sangat jelas menyebutkan bahwa untuk dapat mengarahkan dan mencapai sebuah tujuan diperlukan seorang pemimpin yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Di samping itu menjadi pemimpin bijaknya mejadikan amanah dan tanggungjawab kepemimpinannya berlandaskan ibadah kepada Allah Swt., karena bagaimana pun setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat, sebagaimana yang sudah dituliskan dalam sebuah hadis yang dicantumkan di atas.

   Sosok pemimpin diharapkan mampu untuk mengayomi dan melindungi semua anggota untuk tujuan dan hasil yang baik. Pemimpin masa kini tentunya dapat pula meneladani semangat kepemimpinan pada masa Rasulullah saw., dan juga Khulafaur Rasyidin. Kualitas semangat dan kepemimpinan Rasulullah saw, yang dapat dijadikan refensi sebagai modal memimpin di masa sekarang di antaranya adalah empat sifat yang dimiliki beliau. Sifat tersebut antara lain adalah sidiq yang berarti benar. Dengan meneladani sifat beliau, maka seorang pemimpin diharapkan mampu untuk mengatakan segala sesuatunya dengan benar, tidak menyimpan dusta.keteladanan berikutnya adalah Amanah.

   Amanah merupakan gambaran sosok pemimpin dapat dipercaya untuk memegang jabatan kepemimpinannya, melaksanakan dengan sebaik mungkin sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Serta didukung dengan meneladani sifat Rasulullah lainnya yakni, Tabligh yang berarti menyampaikan. Pemimpin diharapkan mampu untuk menjelaskan dan menerangkan, serta memahamkan bawahan dengan baik, bijak atas tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah organisasi di mana mereka bernaung.

   Dari ketiga hal tersebut di atas tentunya juga harus didukung dengan kecerdasan dan kepintaran seorang pemimpin, hal ini juga ikut serta memengaruhi seorang pimpinan dalam mengemas manajerial organisasi. Ilmu, wawasan, pengetahuan, dan juga pengalaman seseorang akan sangat berperan dan berpengaruh di setiap keputusan dan kebijakan yang akan dan telah diambilnya demi kepentingan bersama(organisasi). Hal ini mengacu kepada sifat Fatonah seorang Rasul.

   Dengan demikian seorang pemimpin yang bijak dan ideal adalah seseorang yang telah dengan kesadaran penuh atas amanah yang diembannya, dan pertanggung jawaban yang kelak akan disampaikan. Berorientasi ibadah dan tidak selalu mengedepankan imbalan materi atas jasa dan kepemimpinannya dalam sebuah organisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun