Mohon tunggu...
Suara Pendidik Edukreatif
Suara Pendidik Edukreatif Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Pengalaman apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang kreatif dan berinovasi.

Visi Suara Pendidik EduKreatif: Menjadi platform inspiratif dan informatif yang memberdayakan para pendidik untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang kreatif, relevan, dan bermakna, serta memperkuat kolaborasi dalam dunia pendidikan di era digital. Misi Suara Pendidik EduKreatif: Menyebarkan Praktik Baik: Membagikan cerita inspiratif, praktik baik, dan solusi kreatif dari para guru, komunitas belajar, dan sekolah dalam menerapkan kurikulum Merdeka dan inovasi pendidikan. Menguatkan Kolaborasi: Membangun jaringan kolaborasi antarpendidik di seluruh Indonesia untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan sumber daya dalam pengembangan pembelajaran. Mendorong Inovasi Pembelajaran: Mempromosikan penggunaan teknologi dan pendekatan kreatif dalam pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern. Memotivasi Pendidik: Menginspirasi guru-guru untuk terus berkembang, belajar, dan berinovasi melalui berbagai artikel, pelatihan, dan diskusi yang memperkaya wawasan. Meningkatkan Literasi Pendidikan: Menyediakan konten edukatif yang mudah diakses dan dipahami oleh semua lapisan pendidik untuk membantu dalam memahami isu-isu pendidikan terkini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhirnya

1 Desember 2024   15:53 Diperbarui: 1 Desember 2024   15:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota, Lia berdiri di depan cermin kamar tidurnya. Wajahnya tampak lesu, rambutnya yang dulu terawat kini kusut dan tak bercahaya. Tubuhnya, yang dulu ramping, kini terlihat kurus karena kehilangan nafsu makan. Namun bukan karena kerja keras atau kesibukan yang membuatnya begini, melainkan karena pernikahannya dengan Dimas, seorang pria yang selalu berhasil membuatnya merasa kecil.

Dimas adalah sosok yang penuh pesona di mata orang lain. Dia tampak sopan, humoris, dan selalu berbicara manis saat berada di depan teman-teman mereka. Tapi di rumah, Dimas adalah pria yang berbeda. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tajam seperti pisau, menusuk dan meninggalkan luka yang tak terlihat.

"Lia, kamu kenapa nggak bisa dandan seperti istri tetangga kita? Lihat tuh, Bu Tika, cantik banget. Kamu malah kayak pembantu rumah tangga," ucap Dimas suatu pagi saat Lia sedang menyiapkan sarapan.

Lia hanya diam, menundukkan kepalanya sambil memegang sendok. Kritik seperti itu sudah menjadi makanan sehari-harinya. Meski hatinya terluka, dia selalu mencoba bersabar, berharap suatu hari Dimas akan berubah.

Awal Kehancuran

Lia dan Dimas menikah lima tahun lalu. Awalnya, pernikahan mereka tampak sempurna. Dimas adalah pria yang perhatian dan selalu memuji Lia. Namun, semua berubah setelah mereka menikah. Dimas perlahan menunjukkan sisi aslinya.

Dia mulai mengontrol semua aspek kehidupan Lia---bagaimana dia berpakaian, dengan siapa dia berteman, bahkan makanan yang dia makan. "Kamu jangan makan banyak-banyak, nanti tambah gemuk. Aku nggak suka lihat kamu gendut," ujar Dimas suatu malam di depan meja makan.

Lia yang awalnya penuh percaya diri mulai meragukan dirinya sendiri. Setiap hari dia berusaha memenuhi standar yang ditetapkan Dimas, tetapi tak pernah berhasil.

Dimas juga pandai memanipulasi orang di sekitar mereka. Di depan keluarga dan teman-teman, dia selalu memuji Lia, menyebutnya istri terbaik yang bisa dia miliki. Tapi di rumah, Dimas sering merendahkan Lia hingga dia merasa tidak berharga.

"Lia, kalau bukan karena aku, kamu nggak akan punya kehidupan seperti ini. Jadi, tolong jangan bikin aku malu," ucap Dimas suatu hari ketika mereka bertengkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun