Mohon tunggu...
Suara Pendidik Edukreatif
Suara Pendidik Edukreatif Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Pengalaman apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang kreatif dan berinovasi.

Visi Suara Pendidik EduKreatif: Menjadi platform inspiratif dan informatif yang memberdayakan para pendidik untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang kreatif, relevan, dan bermakna, serta memperkuat kolaborasi dalam dunia pendidikan di era digital. Misi Suara Pendidik EduKreatif: Menyebarkan Praktik Baik: Membagikan cerita inspiratif, praktik baik, dan solusi kreatif dari para guru, komunitas belajar, dan sekolah dalam menerapkan kurikulum Merdeka dan inovasi pendidikan. Menguatkan Kolaborasi: Membangun jaringan kolaborasi antarpendidik di seluruh Indonesia untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan sumber daya dalam pengembangan pembelajaran. Mendorong Inovasi Pembelajaran: Mempromosikan penggunaan teknologi dan pendekatan kreatif dalam pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern. Memotivasi Pendidik: Menginspirasi guru-guru untuk terus berkembang, belajar, dan berinovasi melalui berbagai artikel, pelatihan, dan diskusi yang memperkaya wawasan. Meningkatkan Literasi Pendidikan: Menyediakan konten edukatif yang mudah diakses dan dipahami oleh semua lapisan pendidik untuk membantu dalam memahami isu-isu pendidikan terkini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Danau

15 November 2024   18:22 Diperbarui: 15 November 2024   18:29 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arman berteriak, memohon, tapi semuanya terlambat. Dengan satu gerakan, Lila terjun ke dalam air yang dingin dan tenang, tubuhnya menghilang di bawah permukaan. Bayangan wanita itu tersenyum puas dan lenyap bersama dengan hilangnya Lila.

Arman jatuh tersungkur di tepi danau, gemetar ketakutan. Ia tahu, apa yang ada di danau itu bukan sekadar legenda. Keesokan harinya, pencarian dilakukan, namun tubuh Lila tak pernah ditemukan. Danau itu kembali tenang seperti sediakala, seolah menyembunyikan rahasianya yang kelam.

Kini, setiap malam purnama, suara bisikan lembut terdengar dari tepi danau. Suara yang memanggil, memohon, mengajak siapa saja yang mendengarnya untuk datang. Dan di air yang jernih, bayangan seorang wanita dengan senyum dingin bisa terlihat mengintip dari balik kabut.

Desa itu kembali diselimuti misteri, dan legenda tentang danau yang memakan korban hidup-hidup beredar lebih kuat dari sebelumnya. Arman, satu-satunya saksi yang tersisa, kini menghabiskan harinya di desa dengan tatapan kosong, menunggu---menunggu apakah ia juga akan terpanggil suatu hari nanti untuk memenuhi permintaan yang tak pernah selesai.

Sebab di danau itu, setiap bisikan adalah undangan, dan setiap undangan adalah kutukan yang menanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun