Mohon tunggu...
Suara Pendidik Edukreatif
Suara Pendidik Edukreatif Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Pengalaman apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang kreatif dan berinovasi.

Visi Suara Pendidik EduKreatif: Menjadi platform inspiratif dan informatif yang memberdayakan para pendidik untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang kreatif, relevan, dan bermakna, serta memperkuat kolaborasi dalam dunia pendidikan di era digital. Misi Suara Pendidik EduKreatif: Menyebarkan Praktik Baik: Membagikan cerita inspiratif, praktik baik, dan solusi kreatif dari para guru, komunitas belajar, dan sekolah dalam menerapkan kurikulum Merdeka dan inovasi pendidikan. Menguatkan Kolaborasi: Membangun jaringan kolaborasi antarpendidik di seluruh Indonesia untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan sumber daya dalam pengembangan pembelajaran. Mendorong Inovasi Pembelajaran: Mempromosikan penggunaan teknologi dan pendekatan kreatif dalam pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern. Memotivasi Pendidik: Menginspirasi guru-guru untuk terus berkembang, belajar, dan berinovasi melalui berbagai artikel, pelatihan, dan diskusi yang memperkaya wawasan. Meningkatkan Literasi Pendidikan: Menyediakan konten edukatif yang mudah diakses dan dipahami oleh semua lapisan pendidik untuk membantu dalam memahami isu-isu pendidikan terkini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Danau

15 November 2024   18:22 Diperbarui: 15 November 2024   18:29 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman-temannya memanggil Lila untuk kembali, tapi seolah terhipnotis, Lila tak menggubris mereka. Tiba-tiba, permukaan danau yang tenang mulai beriak, dan kabut tebal muncul entah dari mana, menyelimuti air danau dengan cepat. Kabut itu semakin mendekat, membuat suasana berubah mencekam.

"Lila, jangan dekat-dekat!" teriak Tio, tapi Lila sudah terlalu dekat dengan tepi air.

Saat itulah mereka semua melihatnya---sebuah bayangan samar di tengah kabut, bentuk seorang wanita dengan rambut panjang terurai, berdiri di atas permukaan air. Wajahnya tak jelas terlihat, namun sepasang mata hitam pekat menatap lurus ke arah mereka. Senyuman aneh terukir di bibirnya.

Lila berhenti tepat di tepi air, matanya kosong seolah berada di bawah kendali bayangan itu. Tanpa peringatan, tangan Lila terangkat dan bergerak seolah-olah ia akan menyentuh bayangan di danau.

"Jangan!" Arman berlari, menarik tangan Lila dengan keras. Tiba-tiba, bayangan wanita itu menghilang, kabut pun lenyap seketika. Lila terjatuh ke tanah, gemetar dan ketakutan. Ia tidak bisa mengingat apa yang baru saja terjadi, hanya bayangan samar tentang wanita di danau yang terus menghantui pikirannya.

Mereka segera mengemasi barang-barang dan pergi meninggalkan tempat itu, memutuskan untuk tidak kembali lagi. Tapi kejadian malam itu belum berakhir.

Beberapa hari kemudian, Lila mulai berubah. Ia sering melamun, tidak banyak bicara, dan setiap malam ia bangun dengan mata yang kosong, memandang keluar jendela seolah ada yang memanggilnya. Teman-temannya mulai khawatir, terutama Arman yang menyaksikan kejadian di danau dengan jelas.

Suatu malam, Arman memutuskan untuk menginap di rumah Lila. Malam itu, tepat saat tengah malam, Lila bangun dan berjalan keluar rumah tanpa sepatah kata. Arman mengikutinya dalam diam. Lila berjalan lurus menuju danau, tanpa menghiraukan apa pun di sekelilingnya. Arman memanggilnya, tapi Lila tak menggubris. Ia hanya terus berjalan, seakan terpanggil oleh kekuatan tak terlihat.

Sesampainya di tepi danau, Lila berhenti. Arman berusaha menahan Lila, tapi kekuatan yang tak terlihat mendorongnya pergi. Lila menatap danau, wajahnya kosong dan pucat. Saat itulah, bayangan wanita itu muncul lagi, lebih jelas daripada sebelumnya. Rambut panjangnya berkelebat ditiup angin, dan suaranya terdengar lirih.

"Bawa dia kembali... Aku kesepian..."

Lila perlahan berjalan menuju air. Arman panik, ia menarik Lila sekuat tenaga, tapi sebuah tangan dingin mencengkram lengannya. Tangan yang muncul dari air danau, menarik Lila semakin dekat ke tepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun