Mohon tunggu...
Fitri Apriyani
Fitri Apriyani Mohon Tunggu... Guru - Produktif di Usia Muda

Kerja Cerdas Kerja Keras Kerja Ikhlas - Sandiaga Uno -

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Makna Hari Raya Idul Fitri dan Romantika nya

18 Mei 2022   23:27 Diperbarui: 18 Mei 2022   23:48 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantunan takbir yang berkumandang merdu menggema di seluruh belahan dunia pertanda bahwa umat Muslim telah memasuki awal bulan Syawal selepas menjalankan ibadah puasa selama satu bulan lamanya. Umat Muslim berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan shalat Id dan diikuti dengan mendengarkan khotbah.

Hari Raya Idul Fitri dimaknai sebagai Hari Kemenangan oleh umat Muslim yaitu perayaan kemenangan atas keberhasilannya menundukkan hawa nafsu selama bulan Ramadhan. Idul Fitri juga telah populer dengan sebutan lebaran. Kata lebaran berasal dari kata lebar yang berarti lapang dada. Sehingga di hari kemenangan ini, kita harus memiliki sifat lapang dada untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan sesama manusia (human relation) dengan baik. Di akhir bulan Ramadhan, umat Muslim diwajibkan untuk membayar zakat fitrah ataupun zakat mal yang dapat mensucikan diri dari dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Sementara itu, Hari Raya Idul Fitri juga merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan dengan Allah Swt (Hablun minallah) dan membangun hubungan sosial dengan baik (Hablun minnannas). Maka tradisi mudik dilakukan oleh umat Muslim sebagai upaya untuk membangun Hablun minannas dalam perayaan hari Kemenangan ini. Rela berbondong-bondong dan macet-macetan agar bisa melepas rindu dengan keluarga di kampung halaman. Selain mudik, kita melakukan halalbihalal yang juga merupakan tradisi khas bangsa. Tidak lupa, dengan kegiatan sungkeman yang merupakan cara menghormati orang yang lebih tua dengan meminta maaf. Makan bersama juga telah menjadi tradisi bangsa. Berbagai hidangan khas di masing-masing daerah disajikan untuk melengkapi momen hari Kemenangan ini.

Seluruh kegiatan ini dilakukan agar terciptanya kehangatan dan kebersamaan untuk mempererat rasa kasih sayang sesama umat Muslim. Momentum seperti inilah yang ditunggu-tunggu tiap tahunnya oleh tiap Muslim di berbagai belahan dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun