Targetnya agar website perusahaannya bisa sering muncul di hadapan banyak pengguna internet yang mencari informasi tertentu, sehingga bisa meningkatkan awareness hingga menghasilkan lebih banyak sales.
Mesin Pencari Menciptakan AI Generatif Sendiri
Salah satu sumber pendapatan mesin pencari adalah melalui iklan yang dipasang di page one atas kata kunci tertentu.
Misalnya, perusahaan kursus bahasa Inggris di Jakarta ingin situsnya menempati posisi pertama di kata kunci "les bahasa inggris jakarta".Â
Maka, alih-alih melakukan optimasi SEO, perusahaan bisa membayar ke Google melalui GoogleAds.
Dengan begitu, voila! situs perusahannya akan secara otomatis muncul paling atas saat ada pengguna internet mencari les bahasa inggris jakarta.
Namun, apabila di masa depan pengguna internet sepenuhnya beralih mencari informasi melalui AI generatif ChatGPT, tidak dapat dipungkiri fenomena ini akan mengganggu salah satu sumber pendapatan perusahaan mesin pencari seperti Google dari GoogleAds tadi.
Meski demikian, toh para perusahaan mesin pencari seperti Google, Bing, dan lainnya turut mengadopsi dan bereksperimen dengan menciptakan tool AI generatif sendiri agar tidak ketinggalan.
Sebut saja Bard dari Google, Bing AI dari Microsoft, ERNIE dari Baidu, dan DuckAssist dari DuckDuckGo.
Bagaimana AI Generatif Mengancam Industri SEO
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, opsi lain bagi perusahaan yang ingin 'nangkring' di posisi teratas halaman hasil pencarian adalah dengan melakukan optimasi SEO.