Seolah paru-paru kami pun ikut berterima kasih karena telah memberikan asupan udara seberkualitas ini.
Kami berlima jalan menyusuri hutan lebat ini, ditemani suara binatang hutan yang sayup terdengar.
Girangnya saya bisa menyusuri hutan eksotis ini, merasa bak berada di film dokumenter National Geographic, walaupun agak khawatir juga takut kalau-kalau ada pacet hinggap di kaki saya atau yang lain.
Dalam hati, saya berharap tidak menemui pacet atau hewan mengerikan lainnya seperti ular.
Walaupun suka berwisata alam, tapi saya belum terlalu berani dengan kemungkinan tersebut.
Tak lama kami menemukan sebuah parit kecil berair keruh dari sisi kanan yang membengkok ke arah depan kami.
Ada sebuah jembatan terbuat dari empat batang pohon dengan pegangan dari bambu ala kadarnya untuk menyebrangi parit tersebut.
Kami harus berhati-hati melewati jembatan tersebut, karena kalau tidak, bisa-bisa kami tercebur masuk ke parit.
Tidak jauh dari parit, kami sudah mulai mendengar sayup-sayup suara deburan ombak dari arah kiri kami pertanda kami sudah mendekati sebuah pantai tujuan kami.